Sorgum, Si Gluten Free yang Dukung Ketahanan Pangan

photo author
- Kamis, 10 November 2022 | 11:00 WIB
Putri Abah Sorgum tengah Memproses Biji Sorgum Untuk Dijadikan Tepung (Bisnisbandung.com / Budi Hartati)
Putri Abah Sorgum tengah Memproses Biji Sorgum Untuk Dijadikan Tepung (Bisnisbandung.com / Budi Hartati)

Baca Juga: Ratusan Bibit Pohon Ditanam Di Bukit Tampomas

Menurut Dadan, potensi sorgum menjadi bahan pangan pengganti beras pun cukup bagus karena kemampuannya tumbuh di tanah yang kering sekalipun.

Berbagai olahan pun bisa dibuat dari tanaman sorgum, mulai dari tepung hingga dijadikan bubur, tenteng, mie, kerupuk, dan bolu.

Namun, karena mengandung gluten, sorgum tidak bisa diolah menjadi roti yang mengembang kecuali dicampur terigu.

Baca Juga: Pembenahan Sektor Pertanian Indonesia Mendesak, Realisasikan Kedaulatan Pangan

Ahli Gizi RSHS Bandung, Ides Haeruman mengatakan, sorgum memiliki kandungan lemak tak jenuh tinggi, protein tinggi, vitamin B tinggi, serat tinggi, dan karbohidrat lebih rendah dibandingkan beras.

"Dalam seratus gram sorgum ada 366 kalori dengan protein 11, lemak 33, dan karbohidrat 73. Jadi, kalorinya lebih tinggi dari beras yang mencapai 357, protein juga lebih tinggi, lemak juga lebih tinggi tapi tergolong lemak hewani," katanya.

Ides pun mengungkapkan, cara pengolahan sorgum yang masih tradisional yaitu ditumbuk membuat kandungan vitamin B dalam serealia tersebut cukup tinggi.

Baca Juga: Akibat Krisis Pangan, Angka Kelaparan Didunia Mencapai Ratusan Juta Orang

Sorgum pun sangat aman bagi anak-anak terutama anak autis karena kandungan lemak tak jenuhnya yang tinggi.

"Anak autis asupan kandungan lemak jenuhnya harus lebih tinggi bila dibandingkan karbohidrat dan karbohidratnya harus menekan gluten. Karena free gluten, jadi aman untuk anak autis," tuturnya.

Kandungan serat yang tinggi pada sorgum pun memberi masa di lambung lebih lama, sehingga orang yang memakannya dapat menahan lapar lebih lama.

Baca Juga: Krisis Pangan Global Membuktikan Konsep Ketahanan Pangan Gagal Menjawab Persoalan Pangan

Selain itu, sorgum pun diserap usus lebih lama atau nilai indeks glikemisnya rendah. Hal itu membuat sorgum menaikkan gula darah tidak secepat nasi, "Jadi bisa menekan resiko diabetes."

Ides pun mengatakan, lemak jenuh akan meningkatkan LDL sedangkan lemak tak jenuh meningkatkan HDL. Fungsi LDL mengangkut kolesterol dari hati ke seluruh tubuh.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ahmad Farizal

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X