Krisis jumlah penduduk, anak muda Korea Selatan semakin apatis terhadap pernikahan

- Senin, 21 November 2022 | 07:00 WIB
Ilustrasi seorang wanita yang sendiri, saat ini Korea Selatan dinilai semakin apatis dengan pernikahan (Pixabay.com/adamkontor)
Ilustrasi seorang wanita yang sendiri, saat ini Korea Selatan dinilai semakin apatis dengan pernikahan (Pixabay.com/adamkontor)

Bisnisbandung.com - krisis jumlah penduduk akibat angka kelahiran yang rendah merupakan hal buruk bagi setiap negara, dimana jumlah penduduk menjadi salah satu faktor utama kekuatan sebuah negara.

hal inilah yang sedang di alami Korea Selatan, dimana masyarakatnya, khususnya kalangan muda, tidak berfikiran untuk menikah.

Dari hasil survey sosial yang dilakukan Statistic Korea baru-baru ini pada warga negara Korea yang produktif, dengan pertanyaan apakah menikah merupakan suatu keharusan, hasilnya 1,2 poin lebih rendah dari dua tahun sebelumnya, dan bahkan lebih rendah lagi dikalangan masyarakat usia 20 sampai 30-an.

Hanya 35,1 % dari mereka yang berusia 20-an mengatakan setuju bahwa menikah adalah suatu keharusan, dan 40,6 % dari mereka yang berusia 30-an juga mengatakan hal yang sama.

Baca Juga: Preview Grup H Piala Dunia 2022: Akankah Menjadi Piala Dunia Terakhir Cristiano Ronaldo?

Sedikit lebih dari setengah dari mereka – 53,5 % dari mereka yang berusia 20-an, dan 52,8 % dari mereka yang berusia 30-an – menjawab bahwa tidak masalah apakah mereka menikah atau tidak.

Selanjutnya, 6,4 % dari mereka yang berusia 20-an, dan 3,5 % dari mereka yang berusia 30-an mengatakan bahwa mereka tidak akan pernah menikah.

Dalam kasus ini, jika dilihat dari usia, mengenai pertanyaan pernikahan merupakan suatu keharusan, usia 13 sampai 19 tahun hanya 29,1 % yang menjawab ya.

Baca Juga: Hati-Hati! Inilah 6 red flag Dalam Hubungan Percintaan

Angka ini bertambah seiring bertambahnya usia responden, dimana pada responden berusia 40-an menjawab sampai 42,3 %, usia 50-an menjawab sampai 52,8 %, dan usia 60-an menjawab sampai 70 % lebih.

Sedangkan jika dilihat dari jenis kelamin, 55,8 % responden laki-laki menyatakan perlu menikah, sementara hanya 44,3 % responden perempuan menyatakan demikian.

Alasan yang diklaim bermacam-macam, dimana 28,7 % responden menyatakan karena kekurangan uang.

Baca Juga: Kadin Kota Bandung melakukan MOU dengan Enzi Limited untuk Realisasi Export Produk ke Amerika

Alasan lain, seperti pekerjaan yang tidak stabil, beban melahirkan dan mengasuh anak, menyusul.

Halaman:

Editor: Alit Suwirya

Sumber: Korean Times

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X