8 Tahun Hukuman Penjara, Doni Salmanan Dimiskinkan Usai Terbukti Cuci Uang Hasil Investasi Bodong

photo author
- Senin, 20 Maret 2023 | 20:30 WIB
doni salmanan (Instagram/ donisalmanan)
doni salmanan (Instagram/ donisalmanan)

Baca Juga: 123,8 juta Penduduk Diprediksi akan Melaksanakan Pergerakan Mudik Tahun 2023 Ini

Maru Nazara, salah satu korban penipuan, mengungkap bahwa ia kehilangan Rp540 juta, sementara beberapa korban lain dikabarkan sampai bunuh diri karena kerugian ratusan juta rupiah.

Ichal Muhammad, mantan trader di platform tersebut, mengungkap bagaimana para "afiliator" platform tersebut melakukan pembohongan publik untuk memperoleh kepercayaan masyarakat.

Beberapa orang juga membongkar sistem trading opsi biner beserta afiliator yang diduga melakukan pembohongan publik.

Beberapa trader sudah sejak tahun lalu menyatakan bahwa instrumen opsi biner memiliki sistem perjudian, termasuk Gema Goeryadi dari Astronacci International, sebuah perusahaan penyedia layanan trading dan riset pasar modal yang terdaftar di Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Binary option juga disebut-sebut memakai skema Ponzi, modus investasi palsu yang membayarkan keuntungan kepada investor bukan berasal dari keuntungan operasi perusahaan, namun dari investor selanjutnya yang merekrut anggota baru.

Baca Juga: Ratusan Anak Tewas Akibat Gangguan Ginjal Akut!! Polisi Panggil Kepala BPOM DKI Jakarta!

IMING-IMING CEPAT KAYA

Salah satu faktor yang menyebabkan praktik penipuan terus berlangsung adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang skema investasi dan perdagangan yang akan mereka lakukan, menurut pengakuan SWI.

Tongam memperingatkan bahwa janji kekayaan yang cepat harus diwaspadai oleh masyarakat karena umumnya berakhir dengan penipuan.

Saat ini, menurut pakar ekonomi dan manajemen Rhenald Kasali, para penipu sangat cerdik dan mengambil langkah-langkah untuk memancing korban.

Para afiliasi yang mengaku sebagai trader dalam beberapa video di YouTube menunjukkan kekayaan mereka yang diklaim berasal dari keberhasilan trading, tetapi itu bisa direkayasa.

Rhenald mengatakan bahwa penipu cenderung menunjukkan kekayaan dan ketenaran yang menarik minat orang dan seringkali tidak berempati, bahkan berfoya-foya selama pandemi.

Baca Juga: Persib 90 Tahun, Jatidiri Orang Sunda, Tim Terbaik di Indonesia

Saat masyarakat menghadapi kesulitan ekonomi, penipuan semakin menarik perhatian mereka secara psikologis.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ahmad Farizal

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X