Produksi Batu Bara Indonesia dan Rencana Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT)

- Sabtu, 19 November 2022 | 10:00 WIB
Ilustrasi pengembangan menuju Energi Baru dan Terbarukan (EBT) (Unsplash/Chris LeBoutillier)
Ilustrasi pengembangan menuju Energi Baru dan Terbarukan (EBT) (Unsplash/Chris LeBoutillier)

Beralih menggunakan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dapat menjaga kestabilan suhu bumi sehingga mencegah terjadinya perubahan iklim. Selain itu, shifting kepada Energi Baru Terbarukan juga mampu meningkatkan ketahanan energi bagi Indonesia.

Rencana ini mendapat dukungan dari negara-negara G7. Disela-sela pertemuan G20 yang dilaksanakan di Bali bulan November ini.

Baca Juga: Mudah Ditiru! Ternyata Kebiasaan Orang Sukses Cuma 3, Apa Saja?

Melalui Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menyatakan komitmen bersama negara-negara G7 untuk mendanai Indonesia sebesar US$ 20 miliar atau Rp 310,4 triliun (kurs Rp 15.502) untuk mempercepat pelaksanaan transisi energi papar Dwi Fauziansyah Moenardy S.IP,. M.I.Pol

Dukungan ini untuk pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dan percepatan transisi energi melalui penghentian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara

Kita ketahui PLTU menjadi salah satu pembangkit listrik paling utama di Indonesia dan sejak awal tahun ini fokus pemerintah memasok produksi batu bara untuk keperluan PLTU dengan melarang ekspor batu bara.

Sehingga peningkatan konsumsi dalam negeri meningkat dan juga meningkatkan emisi gas yang merusak lingkungan. 

Oleh sebab itu fokus negara-negara G7 dan Indonesia bersama-sama menciptakan Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk mencapai Net Zero Emissions. Amerika dan G7 memobilisasi US$ 20 miliar untuk mendukung upaya Indonesia mengurangi emisi dan memperluas EBT. 

Baca Juga: Auto Hemat! Cara Mengecilkan Pori-pori Wajah Cukup Dengan Bahan Ini

Ini bisa menjadi langkah penting dunia dan terutama Indonesia sebagai pengekspor utama batu bara dalam menghasilkan solusi mengembangkan energi bersih dan fokus dalam pengembangan teknologi serta kendaraan listrik dengan menggunakan anggaran yang diberikan negara-negara G7 karena dapat menciptakan lapangan kerja dan bisa berkontribusi untuk mengurangi dampak perubahan iklim global,  pungkas Dosen Perdagangan Internasional Universitas Widyatama, Dwi Fauziansyah Moenardy S.IP,. M.I.Pol

Halaman:

Editor: Yayu Rahayu

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X