Bisnis Bandung - Pakar Ekonomi dan Politik, Rizal Ramli, dichannel youtube Refly Haarun memaparkan sejumlah indikator keburaman partai politik serta kebobrokan sistem presidential threshold yang berlaku di Indonesia.
Rizal Ramli menegaskan, partai politik di Indonesia, mencari uangnya itu, dari upeti-upeti Pilkada, pemilihan Bupati, pemilihan Gubernur sampai Presiden, pungkapnya kepada Refly Harun.
"berdasarkan pengalaman, partai politik itu pada dasarnya bisa disewa, jadi misalnya Refly Harun mau menjadi Gubernur, ya paling tidak punya duit sekitar 100 miliyarlah, pasti partai-partai dukung, nah itu terjadi karena ada rule Presidential Threshold" kata Rizal Ramli.
"Rule Presidential Threshold ini adalah sekop pemerasan yang paling efektif, karena kalau biasanya Refly Harun mengajukan,dan tidak dapat partai sekian persen diprovinsi mana, ya kan harus bayar, harus sewa partai-partai ini, dan nyewanya ini pakai uang sendiri kalau kaya, atau ada sponsornya"
"Nah nanti begitu kuasa meski dibalikin sponsornya, plus pejabatanya sendiri pengen memperkaya diri dan sebagainya" imbuhnya.
Rizal Ramli menegaskan, pada dasarnya sistem Presidential Threshold ini, inilah kunci dari sekop pemerasan, makanya Presidential Threshold ini harus kita hapuskan, siapa saja boleh Gubernur, Bupati asal ada partai yang mengajukan dia, bahwa nanti Presiden ada 12 calonnya, tidak masalah.
"Jadi ada rakyat yang tidak mengerti dan elit yang tidak mengerti, bahwa kalau banyak calon, biayanya tambah, kagak, malah turun karena tidak ada upeti untuk jadi Pilpres"
"Untuk calon berkakikan satu partai 500 miliyar, nah supaya 20% setidaknya perlu tiga partai, itu satu setengah triliyun buat partai. Itu tadi kenapa yang bagus-bagus tidak menonjol didalam sistem ini akhirnya demokrasi kita dibajak oleh oligarki, oleh yang punya uang, sponsorin orangnya mereka bisa atur"
"Pengalaman 2009, untuk bisa jadi capres harus dapat berapa persen waktu itu thresholdnya, biayanya hampir satu trilyun, untuk partai doang, tahun 2014 naik menjadi satu setengah triliyun, belum biaya kampanye", pengakuan Rizal Ramli.
Dikatakan Rizal Ramli, di negara lain, misalnya Australia, semua calon bisa kampanye dalam satu TV, satu jam satu minggu dan gratis, karena channel TV itu kan punya negara, jadi TV-TV siapapun wajib mengkampanyekan, jatah waktu sejam satu minggu.
Misalkan kalau ada orang kaya, raja media booking itu semua TV, maka gugur sebagai calon. Jadi kita harus menggunakan pabrik channel ini untuk mengkampanyekan orang-orang yang bagus
"Tapi saya (read: Rizal Ramli) sudah lama mengkampanyekan agar partai-partai politik ini dibiayai saja oleh negara 100%. Di Eropa kan begitu, di Australia juga begitu. Saya hitung biayanya pertahun cukup 6 Triliyun itu udah gede untuk semua partai"
Artikel Terkait
Cegah Hepatitis Mesterius Bagi Anak – Anak, Retno Listyarti: Jangan Menerapkan PTM 100 Persen
Mutakhir! Ini Prediksi Peta Politik 4 Capres-Cawapres, Jika MK Pertahankan Presidential Threshold 20 Persen
Green Economy Jadi Nilai Plus Produk UMKM Untuk Bersaing Secara Global
Koalisi Indonesia Bersatu Bisa Memanfaatkan Anies Baswedan atau Dimanfaatkan Ganjar Pranowo