Bisnis Bandung - Dalam akun Twitter Ruhut Sitompul, Politisi PDI Perjuangan mengunggah foto yang bertuliskan haram dukung Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Foto yang memperlihatkan pengendara motor yang kompak mengenakan kaos bertuliskan "Haram Dukung Anies Baswedan" dan diunggah 11 Mei 2022 tersebut langsung mendapatkan komentar dari para Netizen.
Ruhut Sitompul menuliskan narasi bahwa para pengendara yang mengenakan kaos di atas berada di salah satu daerah Medan.
Baca Juga: Mahfud MD: Kini Korupsi Lebih Gila Mulai Menteri, Hakim, Anggota DPRD dan Penegak Hukum
"Ngeri kali kata anak Medan ini sih ngeri-ngeri sedap, hey kalian tolong ya pilpres masih 2 1/2 tahun lagi mohon sabar ya duduk diboncengan masing-masing pasti nanti indah pada waktunya merdeka,"bunyi cuitan Ruhut Sitompul.
Unggahan Ruhut Sitompul terkait Anies Baswedan tersebut mendapat respon dari ahli dan pakar hukum tata negara Refly Harun.
Menurut Refly Harun, apa yang ingin dibahas dalam kesempatan ini, kalau soal maki-maki pro dan kontra itu kita kesampingkan seperti itu mah baik pro maupun kontra kadang-kadang kata-katanya luar biasa kasarnya.
"Tapi begini bukan soal editannya, tapi soalnya adalah penggunaan terminologi haram memilih Anies Baswedan. Ini kan wakil keinginan perasaan, kalau jangan pilih Anies Baswedan its oke itu kampanye. Tapi kalau haram pilih Anies Baswedan, ingat haram itu terminologi agama dan mohon maaf itu terminologi agama Islam,"ujarnya.
Refly Harun menjelaskan kalau haram pilih Anies Baswedan ya berarti Anies Baswedan sejenis barang haram. "Kita harus melihat, jadi jangan menggunakan terminologi-terminologi yang seperti ini. Kalau misalnya dia mengharamkan dirinya sendiri its oke, tetapi kalau misalnya dia mengatakan haram menginjak rumahmu tapi itu untuk orang lain itu yang tidak boleh, karena dia membuat sebuah hukum yang bukan untuk dirinya sendiri tapi untuk orang lain,"ujarnya.
Kata Refly Harun, sekali lagi saya coba jelaskan tidak boleh sembarangan menggunakan terminologi-terminologi agama di dalam politik ini, apa lagi tidak ada dalilnya, yang nantinya bisa membuat keriuhan dan kericuhan. Jika Ruhut mengatakan bukan editannya, kenapa koq sampai diunggah? apalagi itu gambar editan.
Baca Juga: Faisal: Khawatir dengan Keuangan Negara, Ada Proyek Terselubung dalam Pembangunan IKN
"Saya setuju kalau Ruhut Sitompul itu mengkritik Anies Baswedan dari sisi-sisi pencapaian, hal-hal atau macam-macam yang bersifat intelektual justru tidak pernah saya dengarkan, kritik kepada Anies Baswedan itu rata-rata kritik yang tidak intelek, kritik yang hanya berisi yang namanya kekerasan verbal penghinaan,"papar Refly Harun.***
Artikel Terkait
Rocky Gerung: Percuma Diplomasi, Kalau Jokowi Tidak Buat Kebijakan Harga Pangan dan Energi
Kian Diakui Eksistensinya, Anies Baswedan Diberi Gelar Kehormatan Tuan Penata Negara
Ustadz Tengku Zulkarnain: Tragis, Partai Islam Menyebrang Ke Nasionalis Sekuler
Tidak Pilih Anies Baswedan dan Prabowo Subianto, M Sobary Lebih Pilih Ganjar Pranowo dan 4 Calon Tokoh Ini
Elon Musk akan Aktifkan Kembali Akun Twitter Donald Trump yang Diblokir Sejak 2021
Fahri Hamzah: Negara Kita Ada 3 Level Kerusakan, diantaranya Menteri Dagang Pakai Jabatan