Green Economy Jadi Nilai Plus Produk UMKM Untuk Bersaing Secara Global

- Sabtu, 14 Mei 2022 | 18:23 WIB
Dua Anak Menggunakan Busana UMKM Teknik Ecoprint yang Terapkan Green Economy Saat Fashion Show di KKJ 2022. (Bisnisbandung.com/Budi Hartati)
Dua Anak Menggunakan Busana UMKM Teknik Ecoprint yang Terapkan Green Economy Saat Fashion Show di KKJ 2022. (Bisnisbandung.com/Budi Hartati)

Bisnis Bandung - Gaya hidup rendah karbon yang mendukung ekonomi hijau atau green economy menjadi nilai lebih UMKM untuk bisa bersaing di dunia global.

Nilai plus dari green economy tersebut diungkapkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, saat ditemui pada penyelenggaraan Karya Kreatif Jawa Barat atau KKJ 2022 di Bandung, Sabtu (14/05/2022) siang.

"Gaya hidup rendah karbon dibudayakan di Jabar seiring dengan kebutuhan dan visi di masa depan kita harus lebih hijau," tegasnya setelah menyatakan green economy menjadi nilai plus UMKM.

Baca Juga: Cerita Secangkir Kopi : Benarkah Kopi Baik untuk Kesehatan?

"Green growth economy ini salah satunya adalah sumber energinya kalau bisa energi hijau, sumber material sebelum produksi dicari yang terdekat, dijual juga jangan terlalu jauh," tambahnya.

Menurut Ridwan Kamil, saat ini, di Jabar, green economy sudah banyak diterapkan dalam berbagai hal.

"Seribu 500 mobil listrik dipesan dalam satu minggu di Indonesia Motor Show untuk satu merk Hyundai produksi Karawang. Jumlah itu rekor muri, dan yang dipesan mobil listrik, menandakan sudah terjadi perubahan mindset di konsumen bahwa masa depan adalah energi dan ekonomi hijau," pungkasnya.

Selain itu, saat ini produksi listrik tenaga matahari di Asean sedang terbangun di danau-dana wilayah Jabar bekerjasama dengan Abu Dhabi.

Baca Juga: Lebaran Usai, Lemak di Tubuh Malah Bertambah? Atasi dengan Olahraga Ini

Tak hanya itu, menurut Ridwan Kamil, 2 proposal pembangkit listrik tenaga angin di Sukabumi Selatan dan Garut Selatan sedang finalisasi. Kebijakan atap-atap pabrik menggunakan solar panel pun sudah dilaksanakan oleh banyak pihak.

"Di level UMKM, mari rumuskan produksi yang sumber produknya lokal, kemudian jualannya maksimalkan dulu lokal, energi pembuatan buat UMKM-nya juga energi terbarukan," katanya.

"Kalau itu berhasil, ekosistem kita sedang berada ke gaya hidup baru, gaya hidup ekonomi hijau. Bisa dibandingkan, saya kira yang paling progresif dalam hal ekonomi hijau adalah Jabar," tambah Ridwan Kamil.

Baca Juga: Selama Angkutan Lebaran 2022, PT KAI Daop 2 Bandung Jual 232.493 Tiket

Penerapan green economy pun diaplikasikan langsung dengan penggunaan baju yang menggunakan teknik ecoprint oleh Gubernur, Kepala BI KPw Jabar, Deputi Bank Indonesia, hingga Ketua Dekranasda Jabar.

Digalakkannya green economy atau ekonomi hijau pun diapresiasi Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni P. Joewono, karena sesuai dengan tema di G20.

Selain itu, Doni mengapresiasi pertumbuhan ekonomi di Jabar pada triwulan 1 yang mencapai 5,61%. "Artinya lebih tinggi dari nasional yang mencapai 5,01%," katanya.

Melihat kenaikan nilai ekspor Jabar yang mencapai 17% serta kenaikan konsumsi rumah tangga di atas 3%, Doni pun meyakini hal tersebut secara tidak langsung terjadi karena tingkat vaksinasi di Jabar yang sudah baik.

Baca Juga: Dibantu Atta Halilintar dan Raffi Ahmad, Akhirnya Rumah Angklung Bisa Bermain di depan Legenda Hidup AC Milan

Mantan Kepala Bank Indonesia KPw Jabar tersebut pun berharap, Pemerintah Provinsi Jabar terus mendukung kebijakan presiden untuk menggunakan produk dalam negeri dalam e-katalog.

Pembinaan terhadap UMKM pun diharapkannya terus dilakukan, agar UMKM Jabar bisa masuk e-katalog. Menurutnya, hal itu menjadi kesempatan besar mengembangkan UMKM karena belanja di seluruh pemerintah daerah hampir mencapai 400 triliun rupiah. ***

Editor: Yudhi Prasetyo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X