bisnisbandung.com - Ketegangan antara Iran dan Israel dinilai telah memasuki fase yang lebih kompleks dan mengkhawatirkan.
Chappy Hakim, Ketua Pusat Studi Air Power Indonesia, menyoroti bahwa konflik ini tidak lagi sekadar pertempuran militer konvensional, tetapi telah berkembang menjadi bentuk total and smart war yang melibatkan sistem kendali teknologi tingkat tinggi.
Menurut Chappy, perang yang terjadi saat ini bukan lagi antara militer satu negara melawan militer negara lain secara langsung.
“Sehingga bukan lagi angkatan perang dengan angkatan perang, negara dengan negara. Yang berperang adalah sistem melawan sistem,” lugasnya dilansir Bisnis Bandung dari youtube Metro TV.
Baca Juga: Xanana Gusmao Sindir Jokowi dan Berani Bentak Rocky Gerung, Ini Pesannya!
Yang sedang berlangsung adalah pertarungan antara sistem-sistem komando, kendali, dan informasi yang terintegrasi dengan kekuatan teknologi canggih.
Dalam analisisnya, setiap negara minimal memiliki tiga pusat kendali: berbasis laut (sea-based), sistem peringatan dan kendali udara (airborne warning and control system), serta berbasis satelit.
Infrastruktur ini memungkinkan peluncuran serangan presisi melalui rudal balistik yang bisa menyerang target strategis dari jarak jauh.
Baca Juga: Diskon Pajak Hotel dan Kuliner di Jakarta, Strategi Pramono Anung Genjot Ekonomi Lokal
Lebih lanjut, Chappy menggambarkan bahwa konflik Iran–Israel saat ini mirip seperti permainan catur berskala global.
Kedua negara memiliki senjata nuklir sebagai kartu pamungkas yang tidak mudah digunakan, tetapi selalu menjadi bagian dari pertimbangan strategis.
Dalam permainan kekuasaan ini, setiap serangan bisa dibalas dengan serangan lain, dan pada titik tertentu bisa menciptakan tekanan untuk menggunakan senjata pemusnah massal.
Namun, Chappy juga menekankan bahwa mekanisme pengawasan global terhadap senjata nuklir masih bekerja hingga saat ini. Ia menyebut bahwa setiap negara yang memiliki senjata nuklir biasanya berada dalam pengaruh kekuatan besar.
Baca Juga: Di Timor Leste, Rocky Gerung Bicara Soal Demokrasi, Keadilan, dan Masa Depan Dunia