Direktur TPIA, Suryandi, menyampaikan, “Tahun 2022 adalah tahun yang sangat menantang bagi industri petrokimia. Lingkungan ekonomi makro global dan arus perdagangan dipengaruhi oleh gangguan pasokan dan permintaan yang belum pernah diperkirakan sebelumnya, mengingat lockdown yang berkepanjangan di China, lingkungan inflasi dengan suku bunga yang meningkat pesat, dan perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.”
Beliau juga menambahkan bahwa harga minyak yang tinggi, dan permintaan produk yang rendah, menyebabkan marjin petrokimia tergerus.
Penerimaan kas dari pelanggan tercatat lebih kecuk dibandingkan jumlah kas yang dibayarkan kepada supplier sehingga arus kas dari aktivitas operasi tercatat negatif sebesar US$ 248,4 juta sepanjang tahun 2022.
Baca Juga: Hasil Survey, Kepercayaan Publik Terhadap Polri Terus Mengalami Peningkatan Indikatornya Apa?
Sebagai perbandingan, di tahun 2021 TPIA masih mencatat arus kas yang positif dari aktivitas operasi sebesar US$ 221,85 juta.
Pada perdagangan sesi I Selasa (4/4/2023), harga saham TPIA terpantau melemah 0,86% ke level Rp 2.300 per lembar saham.
Kinerja saham TPIA sendiri sudah melemah sebesar 10,51% secara year to date.***
Artikel Terkait
Hari Raya Nyepi 2023 di Bali Bertepatan Malam Pertama Ramadhan! Diperbolehkan Sholat Tarawih Asal Jalan Kaki
Bayar Pajak tepat Waktu dan Tepat Nilai, Emang Apa Manfaatnya?
Ramadhan, Perkuat Daya Tubuh!! Ini Sejumlah Penyakit dan Tindakan yang Mesti Diwaspadai!
Gelontorkan Triliunan Untuk Pembangunan Papua. Kata Jokowi Awasi Bahaya Korupsi Anggaran Pembangunan!
Masih Banyak Pekerja Rentan Di Kota Cimahi yang Belum Terlindungi oleh Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
Di Kota Cimahi Marak Gelandangan, Pengemis dan Anak Jalanan, Mendulang Uang Manfaatkan Momen Ramadhan