Bisnisbandung.com - Kampanye media sosial pro-Palestina yang menggunakan gambar bertuliskan 'All Eyes on Rafah' mendapatkan tanggapan beragam di kalangan masyarakat Iran.
Mereka menentang kampanye tersebut meluncurkan versi mereka sendiri yang bertajuk ' All Eyes on Iran '.
Kampanye yang dimaksud merupakan gambar hasil AI menghasilkan gambar tenda-tenda di sebuah kamp pengungsi Palestina di Gaza disusun dengan tulisan 'All Eyes on Rafah'.
Gambar dibuat dan dibagikan sebagai templat 'cerita' Instagram oleh seorang Instagrammer Malaysia bernama Shahv4012 telah dibagikan hampir 45 juta pengguna platform beberapa kelompok garis keras Iran.
Kampanye ini kemudiang dengan cepat juga menyebar ke platform sosial media lain seperti X/twitter.
Baca Juga: iOS 18 Akan Segera Hadir, Fitur AI Akan Semakin Menggila Mulai dari Siri Hingga Notes
Aktivis dan pengguna media sosial Iran menentang kampanye tersebut berpendapat bahwa Hamas bertanggung jawab langsung atas perang di Gaza dan kematian warga sipil dan anak-anak Palestina, mereka gunakan sebagai 'perisai manusia'.
Mereka adalah bagian dari sebagian besar warga Iran yang mengatakan rakyat mereka menderita di bawah penindasan Republik Islam, juga mendukung dan mempersenjatai Hamas uang mereka.
“Hamas-lah yang memaksa Israel berperang, dengan kejahatan keji terhadap warga sipil Israel. Mereka ingin memaksa Israel mengakhiri perang dengan menggunakan kartu sipil, karena negara tersebut berada di ambang kehancuran. Kemarahan dan kutukan saya pembunuhan anak-anak Palestina semuanya ditujukan kepada teroris Hamas,” kata jurnalis Sheragim Zand dalam tweetnya pada 29 Mei .
“Membela Israel berarti membela moralitas,” tulis aktivis pro-monarki Ali Ashtari di Twitter.
Baca Juga: Keberhasilan Persib Bandung dalam Tsunami Rekor pada Juara Liga 1 2023/24
Ashtari berpendapat satu-satunya cara bagi Israel menghilangkan ancaman Hamas adalah melalui militer.
“Namun sayangnya, serangan militer, terutama di wilayah padat penduduk Gaza, menimbulkan korban sipil,” tegasnya seraya menuduh Hamas sengaja mencari korban sipil lebih banyak memaksa masyarakat internasional menghentikan operasi militer Israel.
Namun, jurnalis ekspatriat lainnya, Neda Sanji, dalam cuitannya memperingatkan tentang “berita palsu dan kesalahan” yang sebut sebagai “menentang pembantaian di Gaza sama mendukung Republik Islam”.
Artikel Terkait
PM Netanyahu Sebut Serangan di Kamp Pengungsi Rafah sebagai 'Kesalahan Tragis'
Nikki Haley Menulis Kontroversial di Israel : 'Habisi Mereka!' Di Bom Yang Akan Menyasar Gaza Memicu Kecaman Internasional
Viralnya Jutaan Orang Bagikan Gambar AI 'All Eyes on Rafah': Solidaritas atau Sekadar Performative Activism?
Langkah Berani Slovenia: Menuju Pengakuan Palestina Sebagai Negara Merdeka
China Juga Mendesak Israel Untuk Menghentikan Operasi Militer di Rafah dan Patuhi Keputusan ICJ
Jokowi Beri Lampu Hijau: Ormas Keagamaan Kini Bisa Kelola Lahan Tambang