Bisnisbandung.com - Prabowo Subianto, Presiden terpilih Republik Indonesia, telah mengecam negara-negara Barat atas apa yang disebutnya sebagai penerapan standar ganda dalam menanggapi krisis di Ukraina dan Palestina.
Kritik tajam tersebut disampaikan melalui wawancara yang dipublikasikan oleh tabloid Inggris The Economist pada Jumat, 26 April 2024.
Dalam artikel berjudul "Indonesia's President-Elect Accuses the West of Double Standards", Prabowo menegaskan bahwa Amerika Serikat dan sekutunya bersikap tidak adil dalam merespons invasi Rusia di Ukraina dan tindakan agresif Israel terhadap Palestina.
Menyikapi liputan media internasional yang tampak memihak, Prabowo menyoroti ketidakseimbangan dalam pandangan dunia terhadap konflik-konflik global.
Baca Juga: Jawaban Anies Baswedan Saat Bicara Soal Tawaran Menjadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran
Dalam pernyataannya kepada The Economist, dia menyatakan, "Saya mengatakan ini pertama dan terutama sebagai manusia. Anda tidak harus menjadi seorang Muslim untuk merasakan penderitaan di Gaza dan Anda tidak harus menjadi seorang Muslim untuk merasa marah atas apa yang terjadi disana."
Pernyataan Prabowo ini mengacu pada ketidakadilan yang dirasakan dalam liputan media Barat terhadap konflik di Timur Tengah.
Dia menunjukkan bahwa solidaritas kemanusiaan haruslah bersifat universal dan tidak terbatas oleh agama atau ideologi politik.
Prabowo menyerukan untuk melihat situasi di Palestina secara obyektif dan menanggapi kebrutalan yang terjadi dengan kepekaan manusiawi yang sama.
Baca Juga: Klarifikasi Dahnil Anzar Terkait Prabowo Akan Menikahi Mertua Kaesang Pangarep
Reaksi Prabowo memunculkan pertanyaan tentang peran media internasional dalam membentuk pandangan dunia.
Dengan menyindir pemilihan fokus liputan dan narasi yang diambil oleh outlet media utama, Prabowo menekankan pentingnya berita yang berimbang dan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan tanpa memihak.
Dalam konteks politik global yang semakin kompleks, pernyataan Prabowo menandakan bahwa Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, tetap konsisten dalam menegakkan keadilan global dan mengadvokasi perdamaian di wilayah konflik.
Dengan mengungkapkan keprihatinannya terhadap nasib Palestina, Prabowo menunjukkan bahwa kepedulian terhadap kemanusiaan adalah nilai yang universal yang harus dijunjung tinggi oleh semua negara.
Artikel Terkait
Warga Palestina di Batasi Datang ke Masjid Al-Aqsa Selama Bulan Ramadhan Oleh Israel, Hamas Mengecam Dengan Usulan Tersebut
Israel dengan kejam terus menyerang Palestina, hingga menjadikan Gaza sebagai kota yang paling terpuruk dan berbahaya.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi berbicara di ICJ membela Palestina.
Norwegia Menyuarakan Argumen Tajam di ICJ : Israel Telah Melakukan Aneksasi de facto terhadap Palestina
Di Sidang ICJ Namibia Menyoroti Palestina, Mengingatkan Mereka Terhadap Sejarah Bangsanya yang Juga Tragis
Menlu Retno Marsudi Tegaskan Palestina Harus Dilindungi di Mahkamah Internasional!