Bisnisbandung.com - Megawati mengatakan agar masyarakat waspada kecurangan pemilu pilpres. Pernyataan itu direspon Gibran.
Cawapres Gibran mengatakan silahkan saja membuktikan apabila pernyataan Megawati itu benar adanya.
Tak segan-segan Gibran "menantang" Megawati untuk membuktikan pernyataannya tentang kecurangan tersebut.
Lantas apa landasan yang menjadi patokan Mega sebut ada kecurangan. Yuk kita simak ulasan berikut.
Baca Juga: Pemilih Cerdas, Pemimpin Berkualitas Mengantarkan Indonesia Pada Masa Emas
1. Rekayasa Terhadap Aturan Konstitusi
Mega menyebut keputusan MKMK adalah bukti kokohnya moral, akal sehat dan politik yang menjunjung tinggi kehormatan konstitusi dalam menjaga demokrasi.
Demokrasi menurut ketua umum PDIP tersebut harus dijunjung tinggi oleh kita semua rakyat Indonesia, mengingat perjuangan para pendahulu kita yang berdarah-darah.
Secara kontroversial MK memperbolehkan seorang kepala daerah berusia kurang dari 40 tahun dapat mengajukan diri menjadi calon presiden maupun wakil presiden.
Selain batas usia, bagi yang pernah atau sedang menjabat kepala daerah bisa untuk maju menacalonkan diri dalam kontestasi pilpres.
Baca Juga: Sering Keluar Soal di TWK CPNS! Berikut 7 Tata Urutan Hierarki Peraturan di Indonesia
Keputusan tersebut memang sah dan tidak dapat diganggu gugat, namun yang disayangkan adalah mengapa didesak diputuskan menjelang pemilu.
Hal tersebut menjadi karpet merah bagi Gibran untuk maju menjadi cawapres dalam waktu singkat.
Maka wajar masyarakat mengira MK dipimpin Anwar Usman sengaja memberikan keuntungan buat ponakannya Gibran jadi cawapres.
Artikel Terkait
Perbandingan Utang Dan Harta Tiga Kandidat Capres 2024, Anies peringkat berapa?
Dituduh Korupsi RM1 Juta, Mantan Menpora Malaysia Syed Saddiq Didenda 10 Kali Lipat
Tersandung Kasus Korupsi, Syed Saddiq Mantan Menpora Malaysia Siap-Siap Kena Cambuk
Dituding Korupsi RM1 Juta, Syed Saddiq: Saya Tidak Makan Sogokan!
Cawapres Pasangan Prabowo Lolos Karena Anwar Usman, Eka Gumilar: Apakah Akan Tetap Jalan?
Ajak Investasi Tanah di IKN, Jokowi: Masih Dibawah Satu Juta