Oleh
Ina Agustiani, S.Pd
(Praktisi Pendidikan)
Bisnisbandung.com - Berbicara generasi adalah mengenai sebesar apa anak muda menciptakan perubahan yang ditopang dengah segala fasilitasnya. Namun sayangnya anak muda kin terlalu lemah, hidup memang di era serba digital semua mudah, semudah mencari sesuatu hanya dengan suara.
Tetapi gempuran dan kemudahan teknologi ini membuat generasi muda begitu sulit meninggalkan gawai, candu kesenangan membuat mereka terlena untuk terus menatap layar dunia yang sebenarnya tidak nyata, menawarkan kesenangan semu.
Anak muda bahkan sampai usia dewasa larut dalam dunianya, terkotak di sebuah ruangan kecil tetapi dunianya luas, hingga lupa dunia nyatanya yang sebenarnya ia harus melanjutkan hidup. Itulah gambaran generasi muda saat ini terjebak dengan gawai, bagaimana bisa membangun peradaban tinggi jika hidup diperbudak gawai?
Baca Juga: Izin Tambang di Raja Ampat Dihentikan Sementara, Ini Kata Menteri Bahlil
Ditengah kegalauan ini, pemerintah Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan sumber daya manusia (SDM) untuk industri gim dengan dibukanya Roadshow Gamessed di Bandung oleh Kementrian Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenekraf RI).
Kompetisi gim tujuannya untuk meningkatkan kemampuan pengembangan melalui pelatihan sekaligus pendampingan untuk bisa bersaing di pasar global, dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang solusinya bertambahnya lapangan kerja.
Kemenekraf pun meluncurkan program Smiling West Java (SWJ) Academy, sebagai wadah pelatihan gratis untuk masyarakat meningkatkan kreatifitas dan pelatihan gim menjadi bagian dari program SWJ.
Realita yang Ada
Tak adanya proteksi dari negara dan minim edukasi dari negara membuat generasi muda semakin terjebak pada masalah-masalah beruntun. Penyakit syaraf, gangguan kejiwaan mulai terasa gejalanya dimana pasien rumah sakit jiwa adalah anak-anak dengan gangguan hasil dari gawai. Dengan dibuatnya industri gim oleh negara, dibuat fasilitasnya tanpa edukasi efek lanjutannya seakan menambah masalah baru dari masalah yang belum terpecahkan solusinya.
Komisi Nasional Perlindungan Anak (KPAI) merasakan dampak ini dengan bukti di lapanga bahwa banyak konten kekerasan dan pornografi dalam gim daring dan mendorong Kementrian Kominfo memblokir beberapa situs gim yang berdampak negatif.
Iklim hidup di sistem demokrasi yang menyempitkan ranah agama menjadikan kebebasan dilindungi undang-undang membawa pengaruh buruk bagi kepribadian generasi.
Masalah lanjutan orang tua terlalu payah melakukan pembatasan screen time untuk, gaya parenting menjadi kacau karena ayah harus bekerja full time, ibu bekerja keras mencukupkan kebutuhan yang kurang sehingga tak cukup waktunya untuk menerapkan kedisiplinan di rumah, itulah realita rata-rata keluarga kelas menengah ke bawah di kehidupan kita yang nyata didepan mata.
Baca Juga: Raja Ampat Tergerus Tambang! Susi Pudjiastuti Angkat Suara
Itu semua merambat pada soal lain dengan sistem ekonomi kapitalis saat ini yang menjadikan masyarakatnya sulit untuk hidup sejahtera, karena semua kebutuhan serba mahal, jadi dampaknya semua saling berkaitan.
Artikel Terkait
Gercep, Pemerintah Bentuk Satgas Pemberantasan Premanisme
Menjelang Pemungutan Suara Ulang Pilkada Kabupaten Tasikmalaya 2025: Menakar Tantangan dan Harapan
Literacy in Indonesia: Practice and Policies, Apakah Sudah Berhasil?
Pentingnya Upaya Memberantas Tuntas Judol
Belum Lunasi Semua Pembiayaan, Keberangkatan Ibadah Haji Ditunda
Tingkat Pengangguran Masih Jadi Masalah Klasik Jabar