Perkuat SDM Jalur Industri Gim : Solusi atau Ilusi?

photo author
- Sabtu, 7 Juni 2025 | 08:30 WIB
Ilustrasi permainan dengan gawai (pexels/ samer daboul)
Ilustrasi permainan dengan gawai (pexels/ samer daboul)

Di sisi lain, negara juga tidak lagi memikirkan generasi jangka panjang akan dampak gim daring ini. Banyaknya permintaan gim kepada perusahaan, mendatangkan sejumlah profit, soan ke negara dengan sejumlah kelebihan dalam hal ekonomi dipreoteksi oleh undang-undang resmi melalui kementrian jadilah sumber mata pencaharian baru (teratasinya pengangguran).

Jika ada sejumlah masalah cukup dengan peringatan tertulis, tanpa pengawasan yang melibatkan ahli IT negara, anak dengan mudah mengakses konten dewasa.
Islam Melindungi Generasi

Islam tidak pernah menggadaikan keselamatan generasi demi sejumlah keuntungan ekonomi apalagi untuk golongan tertentu. Karena peran akidah yang ditanamkan dari mulai tata negara sampai pada individu begitu kuat,  sehingga masyarakat bervisi dunia akhirat itu sejalan, standar halal-haram.

Negara meminimalkan permintaan gim dalam masyarakat, dengana menerapkan sistem Islam berpedoman pada syariat, akan terbentengi ketakwaan dengan filter yang kuat dari keburukan.

Baca Juga: Presiden Prabowo Salat Idul Adha 1446 H di Masjid Istiqlal dan Salurkan Hewan Kurban

Tidak cukup dengan peraturan dalam ranah kementrian tapi perubahan fundamental sebagai basis beraktiftas.
Gambaran Gim dalam Kehidupan Islam

Ketika syariat Islam diterapkan kafah dalam kehidupan, individu, masyarakat, dan negara akan memiliki standar yang satu dalam berperilaku, yaitu standar Islam. Adapun standar perbuatan di dalam Islam adalah terikat dengan hukum syarak. Kaum muslim harus berperilaku berdasarkan hukum Islam yang lima.

Perkara yang wajib harus dilakukan, yang haram harus ditinggalkan, yang sunah sebaiknya diamalkan, yang makruh sebaiknya ditinggalkan, dan yang mubah boleh dilakukan atau ditinggalkan.

Muslim yang bertakwa akan tahu betul hidupnya terikat dengan status perbuatan wajib, sunnah, mubah, makruh, haram. Negara tak akan membiarkan warga negaranya hanya berkutat melakukan perbuatan di area mubah, karena sungguh merugi hidup di dunia jika dihabiskan dengan hal mubah, negara akan mengedukasi dimana seorang muslim hanya akan memilih mubah jika mengantarkannya pada kebaikan, sedangkan pada yang tidak baik akan dijauhinya.

Mengenai permainan untuk muslim termasuk gim, akan ada pilihan dalam apakah diminimalkan atau dijauhi, sedangkan gim meski mubah tetapi tidak membawa kebaikan sebaiknya memang dihindari berkutat atau berkonsentrasi pada hal ini. Jadi peran negara benar-benar memikirkan dan demi keberlangsungan akhirat warga negaranya. Dibantu dengan pola pendidikan Islam semua warga negara terlebih generasi muda akan memiliki taat dan takwa, menjauhi hal mubah serta hal-hal yang tidak manfaat untuknya dan agamanya.

Seperti yang digambarkan di Al-Qur’an, “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang mukmin, yaitu orang-orang yang khusyuk dalam salatnya dan orang-orang yang meninggalkan perbuatan sia-sia.” (QS Al-Mu’minun [23]: 1—3). Wallahu A’lam.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

SMK Go Global dan Arah Pendidikan Kita

Senin, 8 Desember 2025 | 19:00 WIB

Ketika Budaya Masuk, Keyakinan Tersentuh

Senin, 1 Desember 2025 | 11:00 WIB

Kisah Desa Wisata yang Mencari Jalan Pulang

Senin, 1 Desember 2025 | 10:01 WIB

Judol, Ketika Kebebasan Berubah Menjadi Jerat

Jumat, 21 November 2025 | 14:20 WIB

Di Antara Idealisme dan Royalti

Rabu, 12 November 2025 | 06:00 WIB

Percakapan tentang Setetes Kehidupan

Sabtu, 1 November 2025 | 18:00 WIB

Jabat Tangan di Bawah Langit Islam

Senin, 13 Oktober 2025 | 20:35 WIB

Bandung di Persimpangan

Minggu, 5 Oktober 2025 | 20:00 WIB

Mimpi di Balik Gerobak

Rabu, 24 September 2025 | 09:45 WIB

Generasi Patah Sayap, Mimpi yang Terkubur

Senin, 15 September 2025 | 21:30 WIB

Saat Gizi yang Dijanjikan Membawa Nestapa

Jumat, 5 September 2025 | 12:30 WIB

Butiran Air Mata di Karung Beras

Jumat, 18 Juli 2025 | 17:00 WIB

Pak, Tahun Depan Aku Masih Bisa Ngajar, Nggak?

Selasa, 15 Juli 2025 | 10:30 WIB

Sungai Itu Masih Ingat Namamu

Sabtu, 12 Juli 2025 | 11:30 WIB

Sebuah Suara dari Desa untuk Negeri

Selasa, 1 Juli 2025 | 21:00 WIB

Cara Mendengar Suara Tuhan, Secara Mudah

Minggu, 29 Juni 2025 | 19:30 WIB
X