Di sisi lain, negara juga tidak lagi memikirkan generasi jangka panjang akan dampak gim daring ini. Banyaknya permintaan gim kepada perusahaan, mendatangkan sejumlah profit, soan ke negara dengan sejumlah kelebihan dalam hal ekonomi dipreoteksi oleh undang-undang resmi melalui kementrian jadilah sumber mata pencaharian baru (teratasinya pengangguran).
Jika ada sejumlah masalah cukup dengan peringatan tertulis, tanpa pengawasan yang melibatkan ahli IT negara, anak dengan mudah mengakses konten dewasa.
Islam Melindungi Generasi
Islam tidak pernah menggadaikan keselamatan generasi demi sejumlah keuntungan ekonomi apalagi untuk golongan tertentu. Karena peran akidah yang ditanamkan dari mulai tata negara sampai pada individu begitu kuat, sehingga masyarakat bervisi dunia akhirat itu sejalan, standar halal-haram.
Negara meminimalkan permintaan gim dalam masyarakat, dengana menerapkan sistem Islam berpedoman pada syariat, akan terbentengi ketakwaan dengan filter yang kuat dari keburukan.
Baca Juga: Presiden Prabowo Salat Idul Adha 1446 H di Masjid Istiqlal dan Salurkan Hewan Kurban
Tidak cukup dengan peraturan dalam ranah kementrian tapi perubahan fundamental sebagai basis beraktiftas.
Gambaran Gim dalam Kehidupan Islam
Ketika syariat Islam diterapkan kafah dalam kehidupan, individu, masyarakat, dan negara akan memiliki standar yang satu dalam berperilaku, yaitu standar Islam. Adapun standar perbuatan di dalam Islam adalah terikat dengan hukum syarak. Kaum muslim harus berperilaku berdasarkan hukum Islam yang lima.
Perkara yang wajib harus dilakukan, yang haram harus ditinggalkan, yang sunah sebaiknya diamalkan, yang makruh sebaiknya ditinggalkan, dan yang mubah boleh dilakukan atau ditinggalkan.
Muslim yang bertakwa akan tahu betul hidupnya terikat dengan status perbuatan wajib, sunnah, mubah, makruh, haram. Negara tak akan membiarkan warga negaranya hanya berkutat melakukan perbuatan di area mubah, karena sungguh merugi hidup di dunia jika dihabiskan dengan hal mubah, negara akan mengedukasi dimana seorang muslim hanya akan memilih mubah jika mengantarkannya pada kebaikan, sedangkan pada yang tidak baik akan dijauhinya.
Mengenai permainan untuk muslim termasuk gim, akan ada pilihan dalam apakah diminimalkan atau dijauhi, sedangkan gim meski mubah tetapi tidak membawa kebaikan sebaiknya memang dihindari berkutat atau berkonsentrasi pada hal ini. Jadi peran negara benar-benar memikirkan dan demi keberlangsungan akhirat warga negaranya. Dibantu dengan pola pendidikan Islam semua warga negara terlebih generasi muda akan memiliki taat dan takwa, menjauhi hal mubah serta hal-hal yang tidak manfaat untuknya dan agamanya.
Seperti yang digambarkan di Al-Qur’an, “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang mukmin, yaitu orang-orang yang khusyuk dalam salatnya dan orang-orang yang meninggalkan perbuatan sia-sia.” (QS Al-Mu’minun [23]: 1—3). Wallahu A’lam.
Artikel Terkait
Gercep, Pemerintah Bentuk Satgas Pemberantasan Premanisme
Menjelang Pemungutan Suara Ulang Pilkada Kabupaten Tasikmalaya 2025: Menakar Tantangan dan Harapan
Literacy in Indonesia: Practice and Policies, Apakah Sudah Berhasil?
Pentingnya Upaya Memberantas Tuntas Judol
Belum Lunasi Semua Pembiayaan, Keberangkatan Ibadah Haji Ditunda
Tingkat Pengangguran Masih Jadi Masalah Klasik Jabar