Wah, Parah! Beberapa Merek Fashion Global Ini Terbukti Mengeksploitasi Pekerja Pabrik Industri di Bangladesh

photo author
- Kamis, 12 Januari 2023 | 20:15 WIB
Wah, Parah! Beberapa Merek Fashion Global Ini Terbukti Mengeksploitasi Para Pekerja Pabrik Industri Garmen di Bangladesh. (pexels.com/Give a shit bali)
Wah, Parah! Beberapa Merek Fashion Global Ini Terbukti Mengeksploitasi Para Pekerja Pabrik Industri Garmen di Bangladesh. (pexels.com/Give a shit bali)

Baca Juga: Ketua Apindo Jabar, Ning Wahyu Astutik Berharap Pemerintah Selamatkan Industri Padat Karya

Primark mengatakan bahwa, karena pandemi, telah mengambil "keputusan yang sangat sulit pada Maret 2020 untuk membatalkan semua pesanan yang belum diserahkan".

Studi tersebut merekomendasikan pembentukan pengawas mode yang akan ditempatkan pada pabrik-pabrik bersangkutan.

Pengawas ini diharapkan akan membantu mengekang praktik tidak adil dengan memastikan "bahwa pembeli/pengecer tidak dapat membuang risiko yang tidak proporsional dan tidak pantas kepada pemasok mereka dan bahwa pengecer dan merek mematuhi norma praktik komersial yang adil".

Sebelumnya, pada bulan Agustus 2022, industri garmen Bangladesh menghadapi pukulan ganda dari permintaan global yang melambat dan krisis energi di dalam negeri yang mengancam untuk menggagalkan pemulihan pandemi negara tersebut.

Baca Juga: Inilah Kenapa Jamur Berdampak Pada Industri Konstruksi Hijau

Pada bulan yang sama, peritel global besar menyepakati pakta dua tahun dengan pekerja garmen dan pemilik pabrik di Bangladesh, memperpanjang perjanjian yang sudah ada sebelumnya yang membuat peritel bertanggung jawab jika pabrik mereka tidak memenuhi standar keselamatan tenaga kerja, termasuk raksasa ritel H&M, Inditex, Uniqlo dari Fast Retailing, Hugo Boss, dan Adidas.

Eksploitasi pekerja dan standar keselamatan tenaga kerja yang buruk menjadi sorotan setelah kompleks Rana Plaza runtuh pada 2013 yang menewaskan lebih dari 1.100 pekerja garmen, insiden paling mematikan dalam sejarah industri garmen.

Uni Eropa memperingatkan konsumen untuk berhenti menggunakan pakaian mereka seperti barang sekali pakai, dan mengatakan pihaknya berencana untuk melawan penggunaan fast fashion pasar massal yang mencemari.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ahmad Farizal

Sumber: aljazeera.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X