Bisnisbandung.com - Wanita Bersanggul Indonesia adalah sebuah komunitas yang berkomitmen melestarikan budaya asli Indonesia.
Para anggota dari komunitas ini menjadikan sanggul kebaya dan kain jarik sebagai busana keseharian dalam berbagai aktivitas mereka.
Wanita Bersanggul Indonesia berdiri pada tanggal 7 Maret 2020. Dan hingga kini ada di 10 kota di Indonesia yaitu Surabaya raya, Malang Raya, Probolinggo, Kediri, Tulungagung, Nganjuk, Surakarta, Yogyakarta, Bandung Raya, Jabodetabek.
Dan saat ini sedang melebarkan sayap ke seluruh Indonesia dan dunia. Sudah mulai ada simpati dari diaspora yang berada di luar negeri untuk membentuk cabang Wanita Bersanggul Indonesia di luar negeri.
Baca Juga: Apa Itu Evolusi Budaya? Bisakah Kita Bertahan Di Masa Revolusi Kebudayaan Ini?
Adapun susunan kepengurusan Wanita Bersanggul Indonesia,
Penasihat : Sami Rahayu
Ketua Umum : Nana Handaka
Sekretaris : Diyah Pusparini
Bendahara : Budiani
Bagi anggota komunitas Wanita Bersanggul Indonesia, kebaya, jarik dan sanggul bukan hanya dikenakan dalam upacara adat dan momen special dan momen keresmian. Namun dapat fleksibel dikenakan dalam kegiatan harian.
Telah disepakati saat bertemu dan beraktivitas, wajib hukumnya bagi komunitas ini bersanggul, berkain dan berkebaya. Kegiatan dari komunitas Wanita Bersanggul Indonesia terutama di bidang budaya.
Baca Juga: Menghidupkan Kembali Budaya Minum Teh Untuk Kesejahteraan Rakyat
Komunitas ini lahir dari keprihatinan akan punahnya budaya asli Indonesia, tergerus oleh budaya asing yang masuk ke nusantara.
Artikel Terkait
Regulasi dan Budaya Membelenggu Kampus
Prihatin, Kurangnya Kecintaan Warga Terhadap Adat Dan Budaya
Dadang : Luhurnya Budaya Sunda Sulit Menterjemahkannya Ke Dalam Bahasa Indonesia.
Sunanto : Cuitan Abu Janda Islam Arogan Mengacaukan Kesadaran Budaya Dalam Berislam
Program Saur Sepuh Upaya Memelihara Dan Menjaga Budaya Sunda
Budaya Mudik dan Ekonomi Rakyat
Budaya dan Komitmen Perbankan Plat Merah Belum Beranjak Jauh
NILAI LUHUR BUDAYA PENTING BAGI PEMULIHAN EKONOMI
LSF Indonesia : Film Harus Menjadi Strategi Budaya