Semakin Keras Terhadap Kebebasan, Taliban Larang Perempuan untuk Masuk Universitas

photo author
- Jumat, 23 Desember 2022 | 17:45 WIB
Keputusan penangguhan Pendidikan tinggi bagi perempuan menuai kecaman dari seluruh dunia (dok. Twitter @NasimiShabnam)
Keputusan penangguhan Pendidikan tinggi bagi perempuan menuai kecaman dari seluruh dunia (dok. Twitter @NasimiShabnam)

Bisnisbandung.com - Pada hari Selasa lalu, Taliban mengatakan kepada semua universitas negeri dan swasta untuk “(Menangguhkan) Pendidikan anak perempuan sampai pemberitahuan lebih lanjut,” menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Nida Mohammad Nadim selaku Menteri Pendidikan Tinggi Taliban.

Taliban tidak memberikan alasan apapun terkait larangan tersebut. Kementrian Pendidikan Tinggi tidak menanggapi hal itu.

Gerbang beberapa universitas terkemuka diblokir oleh kendaraan Taliban pada Rabu pagi dalam upaya untuk mencegah perempuan memasuki kampus.

Baca Juga: PT Pertamina Gas Penuhi Kebutuhan Gas 9000 MMBTUD PT Indocement

Hal ini pun menuai banyak kecaman dari dunia, dimana Taliban awalnya berjanji akan bersikap lebih lembut pada isu-isu perempuan.

Tetapi nyatanya, Taliban telah memberlakukan pembatasan yang semakin keras terhadap kebebasan, hak, dan pergerakan perempuan.

Sebelumnya, anak perempuan telah dilarang dari sekolah menengah sejak Taliban menguasai negara Afghanistan tahun lalu.

Badan-badan internasional dan pemerintah telah berbicara keras untuk menentang larangan tersebut.

Baca Juga: Ombudsman Jabar Meminta Sekretaris Daerah Perbaiki Tiga Aspek Ini Tahun Depan

“Dunia harus menolak, seperti yang dilakukan orang Afghanistan, bahwa ini tentang budaya atau agama,” tulis Utusan Khusus AS Rina Amiri di Twitter.

“Dalam sejarah Afghanistan, hanya Taliban yang memberlakukan kebijakan yang melarang Pendidikan anak perempuan. Tidak ada negara mayoritas Muslim, tidak ada tempat di dunia ini, anak perempuan ditolak pendidikannya,” jelasnya.

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk juga menyebut larangan itu sebagai “tak tertandingi di dunia”, menambahkan bahwa larangan tersebut datang “selain anak perempuan yang dilarang masuk sekolah menengah, pikirkan saja semua yang sudah menjadi dokter, pengacara, dan guru perempuan, dan siapa saja yang akan menjadi itu, kalah dengan pembangunan negara”.

Baca Juga: Bentuk Kader Disiplin dan Militan, Djarot Saiful Hidayat Apresiasi Pendidikan Kader Madya PDI Perjuangan Jabar

Pengaruh kebijakan Taliban baru-baru ini diungkapkan dalam sebuah laporan oleh Program Pembangunan PBB (UNDP), yang memperkirakan bahwa pengucilan perempuan dari ekonomi dapat merugikan negara 1 miliar dolar, atau 5 persen dari produk domestic bruto (PDB).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ahmad Farizal

Sumber: aljazeera.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X