news

Tanggapan Rocky Gerung Soal Pertemuan Jokowi dan Elon Musk, Masa Jabatan Presiden Dimanfaatkan Sponsor Kartel

Rabu, 18 Mei 2022 | 16:00 WIB
ada semacam kecurigaan Presiden Jokowi diperalat oleh pemain-pemain ektratif, terutama nikel untuk bertemu dengan Elon Musk (Twitter @jokowi)

Bisnis Bandung - Pengamat Politik dan Kebijakan Publik, Rocky Gerung mengungkapkan, pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Konglomerat dunia, pemilik Twitter dan Industri otomotif dengan brand Tesla, Elon Musk, adalah sebuah ilusi, sensasi mendahului substansi.

Dikatakan Rocky Gerung, Presiden Jokowi merasa bahwa keadaan dalam negeri, bisa diselesaikan, kalau Elon Musk masuk ke Indonesia dengan investasi.

"Padahal kita tahu, seluruh keadaan didalam negeri bersumber pada ketidakmampuan pemerintah menyediakan kebutuhan dasar manusia dari minyak, kebutuhan sehari-hari, energi, bbm dan segala macam. Memang mampu Elon Musk menyelesaikan benang kusutnya" kata Rocky Gerung.

Baca Juga: Pengamat Politik Curiga Jokowi Incar Bisnisnya Elon Musk, Bukan Alih Tekhnologinya

"Ini pak Jokowi memelihara ilusi baru, karena dia ketagihan ilusi, nanti Elon Musk akan menyelamatkan kita, Elon Musk mungkin akan memimpin kabinet untuk menentukan harga minyak goreng, kira - kira begitu pikirannya", imbuhnya.

Rocky Gerung menegaskan, tetapi kita tahu, mulai ada semacam kecurigaan bahwa sebetulnya Presiden Jokowi diperalat saja oleh pemain-pemain ektratif, terutama nikel dipasar internasional, untuk bertemu dengan Elon Musk.

"Jadi kita membayangkan bagaimana Presiden Jokowi tidak mengerti peta politik dunia dan peta permainan kartel - kartel baru, dalam membayangkan energi terbarukan dengan fasilitas industri baterei misalnya"

"Ini yang kita sebut ketiadaan kapabilitas dari Presiden, karena itu Presiden akan tetap jadi boneka, boneka dari mereka yang faham tentang politik global dan politik energi global kan itu soalnya"

Baca Juga: Elon Musk akan Aktifkan Kembali Akun Twitter Donald Trump yang Diblokir Sejak 2021

"Jadi kita tidak tahu sebenarnya isi pembicaraan disana, tiba-tiba presiden sudah bertemu dengan Elon Musk, tujuanya apa? Menyelesaikan ekonomi nasional ya tidak mungkin, kita bisa juga menduga bahwa itu ada sponsor-sponsor kartel dalam negeri yang berupaya untuk memanfaatkan jabatan Presiden diujung masa jabatannya, supaya industri baru yang disebut start-up bisa dikembangkan lagi"

"Kemudian yang disebut sebagai industri terbarukan dengan level menggali-gali nikel, bisa dijalankan oleh oligarki yang sama, kan itu sebetulnya yang harus kita baca secara lebih tertib"

"Kalau sinyal ketemu enggak pakai dasi itu semacam gimmick saja, dibelakang itu tetap ada operasi khusus untuk memanfaatkan kedudukan Presiden dalam rangka oligarki memperoleh keuntungan lagi dari proses-proses bisnis terutama nikel, karena memang sekarang lagi sangat berkembang didunia

"Bagi bangsa ini ilusi, bagi Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) itu adalah bisnis, Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) tentu punya hitungan diatas kertas kalau pertemuan dengan Elon Musk itu yang untung siapa? Ya jelas pebisnis nikel duluan, bukan bangsa Indonesia, bangsa Indonsia butuhnya minyak goreng, bukan permainan energi terbarukan kan itu intinya"

"Jadi kelihatannya ada yang disembunyikan, dan karena Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) beraksi lebih cepat, orang semakin curiga kalau gitu pak Jokowi disuruh oleh pak Luhut Binsar Pandjaitan untuk deal dengan Elon Musk, padahal saya sudah bilang sudah perintahkan pak Luhut Binsar Pandjaitan untuk bikin kesepakatan bisnis dan Elon Musk akan datang ke Jakarta"

Halaman:

Tags

Terkini