bisnisbandung.com - Produsen petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) membukukan rugi tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 149,54 juta di tahun 2022.
Kinerja secara bottom line TPIA turun signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2021 yang masih membukukan laba sebesar US$ 151,99 juta.
Merilis laporan keuangan terakhir perusahaan, pendapatan TPIA tahun 2022 tercatat sebesar US$ 2,38 miliar atau turun sebesar 7,59% dibandingkan pendapatan tahun 2021 sebesar US$ 2,57 miliar.
Baca Juga: Video Ledakan Kilang Minyak Dumai Viral di Media Sosial, Begini Kejadiannya!
Penjualan produk polyolefin berkontribusi sebesar 62,17% terhadap total penjualan TIPA baik penjualan lokal maupun luar negeri.
Pada tahun 2022, total penjualan polyolefin yang merupakan bahan baku plastik tercatat sebesar US$ 1,48 miliar atau turun 9,3% secara year on year.
Walaupun pendapatan TPIA hanya turun single digit, namun beban pokok pendapatan tahun 2022 tercatat naik menjadi US$ 2,39 miliar atau naik sebesar 7,16% secara year on year.
Kenaikan beban pokok pendapatan disebabkan oleh harga bahan baku rata-rata yang lebih tinggi di tahun 2022.
Baca Juga: Perusahaan Wajib Tunaikan THR Karyawan Lebih Cepat ?! Ini Pernyataan dari Pemerintah
Harga rata-rata naphtha menyentuh angka US$814/T di tahun 2022 dimana pda tahun sebelumnya berada di level US$659/T.
Kenaikan harga bahan baku tersebut salah satunya dipicu oleh kenaikan harga minyak mentah Brent yaitu sebesar 40% sepanjang tahun 2022 menjadi rata-rata US$99/bbl dibandingkan dengan rata-rata US$71/bbl pada tahun 2021.
Kenaikan beban pokok pendapatan menyebabkan TPIA membukukan rugi kotor sebesar US$ 10,95 juta.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, di tahun 2021 TPIA masih membukukan laba kotor sebesar US$ 354 juta atau margin laba kotor sebesar 13,37%.
Baca Juga: Perusahaan Wajib Tunaikan THR Karyawan Lebih Cepat ?! Ini Pernyataan dari Pemerintah