Bisnisbandung.com - Militer Israel kembali memicu kecaman internasional setelah menyerang dan membajak kapal-kapal yang tergabung dalam Global Sumud Flotilla, armada kemanusiaan yang membawa bantuan menuju Gaza.
Aksi penyerangan terjadi di perairan internasional sejak Rabu malam, 1 Oktober 2025, hingga Kamis siang, dan berlangsung selama lebih dari 13 jam.
Dalam insiden tersebut, seluruh kapal flotilla yang membawa relawan dari berbagai negara berhasil dihentikan paksa.
Baca Juga: SPBU Swasta Mau Punah! Pengamat Sebut Pertamina Monopoli Energi Rakyat
Para aktivis kemanusiaan kemudian ditahan dan dibawa ke Pelabuhan Ashdod, Israel. Informasi terbaru menyebutkan kondisi para relawan dalam keadaan baik, namun akses komunikasi dan dokumentasi dari pihak pengacara yang mendampingi sangat terbatas.
Salah satu relawan asal Indonesia, Muhammad Husain, yang berada di kapal observer dan berhasil lolos menuju Siprus mengungkapkan kondisi terkini.
“Sejauh ini kami dapatkan kabar bahwa mereka baik-baik saja dan sedang memulai proses untuk deportasi beberapa relawan atau aktivis,” ungkapnya dilansir dari youtube tvOneNews.
Baca Juga: SPBU Swasta Tolak BBM Pertamina Gara-Gara Etanol? Bahlil: Stok Kita Aman!
“Namun sampai saat ini belum ada konfirmasi resmi dari pihak Israel kapan mereka akan dideportasi dan bagaimana langkah selanjutnya yang akan dihadapi para aktivis yang diculik tadi malam,” imbuhnya.
Ia juga menyampaikan bahwa dari 45 kapal yang berangkat, hanya sebagian yang berhasil menghindari serangan.
Kapal tersebut kini berupaya mengamankan dokumen serta barang bukti terkait pembajakan yang dilakukan oleh pasukan Israel.
Saat ini, proses deportasi terhadap sebagian relawan disebut sedang dipersiapkan, meski belum ada konfirmasi resmi dari pihak Israel mengenai jadwal dan mekanisme pemulangan aktivis.
Aksi Israel ini dinilai sebagai bentuk pelanggaran hukum internasional karena dilakukan di perairan bebas terhadap misi kemanusiaan yang seharusnya dilindungi.