bisnisbandung.com - Pakar hubungan internasional dari Universitas Indonesia, Prof. Hikmahanto Juwana, memberikan perspektif objektif atas konflik panas antara Israel dan Iran yang menyita perhatian dunia.
Ia menegaskan bahwa gencatan senjata antara kedua negara bukanlah bentuk kekalahan, melainkan hasil dari kompromi yang lahir atas nama kemanusiaan, bukan semata strategi militer atau kemenangan politik sepihak.
Menurut Prof. Hikmahanto, dalam konflik internasional modern, sulit menentukan siapa pihak yang benar-benar menang.
Hal ini karena tidak adanya lembaga "hakim" global yang sah secara universal untuk memberikan penilaian final atas konflik bersenjata antarnegara.
Baca Juga: Menohok! Aktivis Kemanusiaan Sindir Monique Rijkers: Bagi Dia Israel Tidak Pernah Salah
“Permasalahannya adalah, dalam konteks masyarakat internasional, tidak ada hakim yang memutus siapa yang menang, siapa yang kalah. Itu permasalahannya. Itu yang pertama,” ucapnya dilansir dari youtube Indonesia Lawyers Club.
Di sisi lain, masing-masing pihak selalu mengklaim kemenangan berdasarkan narasi dan tujuan internal mereka sendiri.
“Jadi boleh masing-masing mengatakan bahwa “Saya menang”, “Saya menang”. Tapi yang saya pahami, kalau di dalam suatu perang, tentara itu menang kalau tujuan atau objektif untuk masuk dalam perang itu terpenuhi, terselesaikan,” tuturnya.
Baca Juga: Monique Rijkers: Sejak Revolusi Islam Iran 1979, Iran Menyebarkan Propaganda Anti-Israel ke Dunia
Dalam konteks konflik Israel-Iran, Prof. Hikmahanto menyoroti bagaimana kedua pihak memproklamasikan keberhasilan berdasarkan target-target tertentu.
Israel mengklaim pencapaian dengan menyerang situs pengembangan nuklir Iran, menewaskan ilmuwan nuklir, serta menargetkan tokoh militer penting Garda Revolusi Iran.
Sementara itu, Iran juga membingkai responsnya sebagai bentuk ketahanan dan perlawanan yang membuktikan kekuatan strategisnya di kawasan.
Ini menjadi gambaran umum bahwa dalam dunia geopolitik, kemenangan kerap bersifat interpretatif dan sangat tergantung pada opini publik domestik maupun internasional.
Baca Juga: Aktivis Pro-Israel Klaim Israel Menang: Serangan Tidak Membabi Buta seperti Iran
Artikel Terkait
Eropa Paling Terancam Krisis Energi jika Iran Tutup Selat Hormuz, Pengamat Ingatkan Risiko Global
Timur Tengah dalam Cengkeraman Barat! Abu Janda Ungkap Iran Tidak akan Tutup Selat Hormuz
Israel Kalah dalam Dua Aspek Vital, Pengamat Timur Tengah Menilai Iran Menang 2-0
Di Balik Konflik Iran dan Israel, Diduga Ada Pertarungan Dua Ideologi Mesianik Abad Modern
Aktivis Pro-Israel Klaim Israel Menang: Serangan Tidak Membabi Buta seperti Iran
Monique Rijkers: Sejak Revolusi Islam Iran 1979, Iran Menyebarkan Propaganda Anti-Israel ke Dunia