Lebih lanjut, Prof. Hikmahanto mengulas pendekatan Israel terhadap konflik di Gaza. Ia mencatat bahwa tiga tujuan utama Israel dalam operasi militer di wilayah tersebut meliputi pembebasan sandera, eliminasi pimpinan Hamas, dan penguasaan penuh atas Gaza.
Namun, pendekatan ini menimbulkan sorotan tajam dari komunitas internasional karena dinilai mengarah pada tindakan genosida terhadap warga sipil Palestina.
Meski Israel berusaha membingkai aksinya sebagai operasi militer sah, banyak kalangan internasional menilai bahwa metode yang digunakan melampaui batas kemanusiaan.
Baca Juga: Di Balik Konflik Iran dan Israel, Diduga Ada Pertarungan Dua Ideologi Mesianik Abad Modern
Hal ini menciptakan tekanan global dan memperkuat desakan akan penyelesaian damai berbasis nilai-nilai kemanusiaan universal.
Terkait hal ini, Prof. Hikmahanto juga mengingatkan bahwa perubahan hubungan antara Israel dan Iran tidak tergantung pada eksistensi negara semata, tetapi pada siapa yang berkuasa.
Selama rezim di Teheran tetap menentang keberadaan Israel, peluang rekonsiliasi akan terus tertutup.***
Baca Juga: Di Balik Konflik Iran dan Israel, Diduga Ada Pertarungan Dua Ideologi Mesianik Abad Modern
Artikel Terkait
Eropa Paling Terancam Krisis Energi jika Iran Tutup Selat Hormuz, Pengamat Ingatkan Risiko Global
Timur Tengah dalam Cengkeraman Barat! Abu Janda Ungkap Iran Tidak akan Tutup Selat Hormuz
Israel Kalah dalam Dua Aspek Vital, Pengamat Timur Tengah Menilai Iran Menang 2-0
Di Balik Konflik Iran dan Israel, Diduga Ada Pertarungan Dua Ideologi Mesianik Abad Modern
Aktivis Pro-Israel Klaim Israel Menang: Serangan Tidak Membabi Buta seperti Iran
Monique Rijkers: Sejak Revolusi Islam Iran 1979, Iran Menyebarkan Propaganda Anti-Israel ke Dunia