“Mereka menentang pembantaian di Gaza diam mengenai pembunuhan rakyat Iran oleh pemerintah”, “menentang pembantaian di Gaza sama dengan mendukung Hamas”, dan “Israel tidak punya pilihan selain melakukan apa mereka lakukan menghancurkan Hamas”.
Postingan mantan bintang sepak bola, Ali Karimi yang kini menjadi tokoh sosial kelas berat di Iran
Sanji juga menyatakan bahwa kontroversi media sosial akan menguntungkan pasukan siber Republik Islam.
“Debu pada akhirnya hilang tetapi umat manusia terluka (selamanya)” tulisnya.
Banyak selebritis di Iran memposting gambar tersebut sebagai 'story' di akun Instagram mereka beberapa hari terakhir.
Tampaknya mengacu pada kontroversi terjadi mengenai Gaza, Fariborz Karami-Zand, seorang aktivis ekspatriat banyak pengikut di media sosial, dalam sebuah tweet pada hari Kamis mengkritik para selebriti karena “menutup mata mereka terhadap kejahatan Republik Islam”.
“Mengapa mereka bungkam mengenai isu-isu berkaitan dengan Iran dan rekan senegaranya?” Dia bertanya.
Kisah-kisah Instagram selebriti Iran mendukung warga Palestina
Sebagai protes terhadap meningkatnya dukungan politik dan finansial pemerintah terhadap Hamas dan Hizbullah Lebanon, beberapa demonstran meneriakkan “Baik Gaza maupun Lebanon, saya mengorbankan hidup saya untuk Iran” selama protes setelah pemilihan presiden Iran tahun 2009 disengketakan.
Ini menandai pertama kali slogan seperti itu digunakan sejarah Republik Islam.
Slogan tersebut kemudian menjadi salah satu slogan utama selama protes anti-pemerintah.
Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei telah berulang kali mengutuk slogan ini.
Dalam khotbah Jumat, Januari 2020, setelah meluasnya protes anti-pemerintah dua bulan sebelumnya, ia menuduh orang-orang meneriakkan khotbah tersebut munafik.