Bisnisbandung.com - Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) tengah mengkaji kemungkinan untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan sejumlah pejabat tinggi lainnya atas dugaan kejahatan perang.
Dilansir oleh The Jerusalem Post pada Selasa, 16 April 2024, langkah ini dipertimbangkan akan dilakukan dalam waktu dekat.
Netanyahu dilaporkan telah meminta bantuan dari Inggris dan Jerman untuk menghindari kemungkinan penangkapan oleh ICC.
Baca Juga: Biden Makin Pusing Hadapi Perdana Menteri Israel, Dibilangin Ngeyel Mulu
Saat Menteri Luar Negeri Inggris dan Jerman berkunjung ke Israel, Netanyahu mengadakan pertemuan mendadak dengan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer, Menteri Kehakiman Yariv Levin, dan Menteri Luar Negeri Israel Katz guna membahas upaya intervensi dari sekutu barat ini.
Langkah tersebut dilakukan menyusul laporan yang mengindikasikan kemungkinan dikeluarkannya surat perintah penangkapan dalam skala besar oleh ICC, yang diperkirakan akan dirilis pada akhir bulan depan.
Netanyahu menegaskan bahwa keputusan ICC tidak akan mempengaruhi tindakan Israel, terutama terkait serangan militer di Gaza.
Baca Juga: Menteri Israel Serukan Penghapusan Ramadan : Ketegangan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur
Dalam pernyataan Jumat, Netanyahu menegaskan bahwa Israel tidak akan menerima upaya apapun dari ICC di Den Haag yang bertujuan melemahkan hak mereka untuk membela diri.
"Di bawah kepemimpinan saya, israel tidak akan pernah menerima upaya apa pun yang dilakukan pengadilan kriminal internasional di den haag untuk melemahkan hak dasar mereka untuk membela diri," kata netanyahu dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan ini dilontarkan dalam konteks tegangan yang terus memuncak antara Israel dan pihak Palestina.
ICC, selama ini, telah melakukan 32 penyelidikan kriminal secara rahasia, dan sekitar 500 penyelidik awal terkait konflik Gaza tahun 2014.
Diperkirakan ribuan penyelidikan rahasia akan dilakukan terkait perang yang terjadi pada 2023-2024.