Penetapan Kenaikkan HPP: Kerugian untuk Petani, dan Konsumen, Cuan Melimpah Untung Korporasi Besar Penggiling

- Jumat, 17 Maret 2023 | 18:00 WIB
"Penetapan Kenaikkan HPP;  Kerugian untuk Petani, dan Konsumen, Cuan Melimpah Untung Korporasi Besar Penggilingan Beras" (instagram @jokowi)
"Penetapan Kenaikkan HPP; Kerugian untuk Petani, dan Konsumen, Cuan Melimpah Untung Korporasi Besar Penggilingan Beras" (instagram @jokowi)

Bisnisbandung.com - Pemerintah telah menyatakan bahwa harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) di tingkat petani menjadi Rp 5.000/Kilogram dari HPP semula Rp 4.200/Kilogram

Kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) tersebut, telah diumumkan oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, pasca mengikuti rapat terbatas (ratas) yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada hari Rabu 15 Maret 2023

Ironisnya, pengumuman kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) tersebut telah disampaikan ke publik padahal belum ada SK resminya.

Baca Juga: Tega! Memaksa Anaknya Untuk Mengemis di Alun-alun Kuningan, Eh Si Ibu Asik Minum Es Di Pinggir Jalan

Menanggapi keputusan kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) tersebut, Ketua Umum Serikat petani Indonesia (SPI) Henry Saragih dengan tegas menyatakan keberatan dengan HPP Rp 5.000/Kilogram tersebut

"Sebagaimana diketahui SPI telah mengusulkan HPP di Rp 5.600/Kg, pasalnya harga pokok produksi sebesar Rp 5050.- dengan HPP Rp 5.000, maka masih dibawah biaya produksi, maka dengan harga tersebut petani masih merugi", paparnya.

SPI pun menilai, penetapan harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah sangat lebar jaraknya dengan harga HPP.

Baca Juga: Selebgram Ajudan Pribadi Terjerat Kasus Penipuan Hingga Milyaran Rupiah, Ini Kronologisnya!

"Contohnya HET di zona 1, beras premium harganya Rp 13.900, beras medium harganya Rp10.900, dan di Bulog hargamya Rp 9.950. Selisih perbandingan harga antara HPP GKP ditingkat petani dengan harga beras di Bulog, apalagi dengan HET medium dan premium, sangat besar"

"gabah sekarang yang diproduksi oleh para petani telah mempergunakan mesin "combine", mesin panen yang persentase gabah untuk dijadikan beras telah pada tingkat 60%, sedangkan jika menggunakan mesin perontok hanya 55%, dan saat ini semakin jarang dipakai petani"

Henry menegaskan, seharusnya pemerintah juga mengeluarkan HPP yang multi lokasi, bukan HPP tunggal.

Baca Juga: 123,8 juta Penduduk Diprediksi akan Melaksanakan Pergerakan Mudik Tahun 2023 Ini

"Tentunya kalau mau HET ada premium dan medium, gabah yang dibeli di petani juga seharusnya ada "grade" harga. HET dengan grade medium dan premium inilah yang menjadi kesempatan bagi para perusahaan besar untuk membeli gabah dengan harga murah dan mengolahnya lalu menjualnya kembali dengan harga yang mahal dan mendapatkan cuan yang besar pula"

"Jika kebijakan HPP tersebut jadi ditetapkan, maka kerugian masih menimpa para petani, dan korporasi besar penggilingan beraslah yang akan sangat diuntungkan, sedangkan pada sisi lain, konsumen mendapatkan harga beras yang tinggi dan harganya pun mahal, tutupnya.***

Halaman:

Editor: Ahmad Farizal

Sumber: pers rilis SPI

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X