Apa yang membedakan UMKM yang direviu negatif kemudian gulung tikar dengan UMKM yang direviu negatif tapi malah makin berkibar?
Dalam obrolannya di YouTube Channel Grace Tahir, Ci Mehong buka suara atas semua keluhan yang dia dapatkan dan memberikan alasan atas responnya yang disebut kasar.
Menurut Ci Mehong responnya di TikTok yang terlihat menendang kaleng-kaleng mentega wijsman itu supaya bisa FYP karena kalau tidak banting-banting atau tendang kaleng media sosialnya akan sepi katanya.
Menurutnya, Ci Mehong tidak keberatan kalau produknya direviu asalkan secara fair.
Misalkan reviu bahwa bika ambonnya tidak terlalu manis dan tidak berminyak itu tidak masalah karena memang Ci Mehong membuat bika ambon dan lapis legitnya untuk orang yang tidak suka manis dan lebih mempertimbangkan kesehatan, jadi ini masalah perbedaan selera saja.
Baca Juga: UMKM Tidak Perlu Branding, Praktisi Branding Ternama Ungkap Hal Ini
Walaupun sudah didesak oleh anaknya, Ci Mehong tetap tidak mau minta maaf atas reviu produknya yang katanya ada serangga karena menurutnya dalam proses pembuatan selalu memperhatikan kebersihan dengan kontrol yang baik.
Mengakui kesalahan dan berusaha untuk berbaikan dengan food vlogger yang sudah mereviu produknya dengan tidak fair malah akan membuatnya menjadi seperti mengakui kesalahannya.
Jika dia melakukan hal tersebut, belum tentu bika ambon dan lapis legitnya akan seviral ini, begitu kata Ci Mehong.
Yang penting kita sudah melakukan semua proses dengan baik, menyaring semua bahan-bahan sebelum dijadikan adonan makanya Ci Mehong yakin bahwa semua tuduhan itu tidak benar, jadi tidak mungkin ada kutu apalagi kecoa.
Bertahan dan tetap menjalankan proses produksi dengan kualitas dan kontrol yang baik membuat produk-produk Ci Mehong malah semakin berkibar walaupun diserang dengan reviu-reviu yang bernada negatif.
Oleh karena itu UMKM bisa belajar dari Ci Mehong agar tetap kuat dan mempertahankan kualitas serta kebersihan tempat produksi.
Baca Juga: Indonesia Pimpin D8 Mulai 2026, Prabowo Siap Angkat UMKM ke Level Global
Mengenai rasa, jika yakin bahwa kita sudah memberikan yang terbaik jangan peduli akan reviu negatif dari influencer, konten kreator atau food blogger yang mempunyai maksud demi konten tanpa memikirkan dampaknya.
Perbedaan selera itu tidak bisa dinilai dari satu sisi atau dari seorang food vlogger saja dan tidak bisa menjadi hal yang baik atau tidak baik, benar atau salah karena setiap orang memiliki preferensi yang berbeda.***
Artikel Terkait
Kisah Sukses Pelaku Usaha Bangkit Bersama Rumah BUMN Binaan BRI, Kolaborasi Pemeberdayaan UMKM
BRI Salurkan KUR Rp158,6 Triliun untuk Dorong UMKM Naik Kelas, Inklusi dan Graduasi Jadi Fokus
Program Pemberdayaan BRI Sukses Dukung UMKM Keripik Kentang Albaetya Berkembang Pesat
BRI Dukung Figur Inspiratif Lokal, Saiban Gerakkan UMKM Ponorogo Menuju Sukses
BRI dan Holding Ultra Mikro Dorong Daya Saing UMKM Lewat Sertifikasi BPOM