Perjanjian tahun 2001 antara Rusia dan Cina menegaskan kerja sama di berbagai bidang, termasuk ekonomi dan militer.
Cina menjadi pelanggan utama peralatan militer Rusia, yang berperan penting dalam modernisasi Tentara Pembebasan Rakyat.
Jaringan pipa minyak dari Rusia juga menjadi aset penting bagi Cina.
Pada tahun 2013, hubungan semakin dalam, meskipun Rusia awalnya enggan.
Namun, sanksi Amerika Serikat atas aneksasi Krimea oleh Rusia pada tahun 2014 memaksa Rusia mencari dukungan dari Cina.
Cina membantu Rusia menghindari sanksi dengan menyuplai berbagai produk yang sebelumnya dibeli dari Barat, seperti cip komputer dan bahan mentah militer.
Baca Juga: Try Sutrisno: Pembentukan Presidential Club Prabowo Perlu Diperhatikan Agar Tidak Melupakan Rakyat
Hubungan yang Fluktuatif
Meski hubungan mereka tampak erat, tidak selalu berjalan mulus.
Pada Agustus 2022, hubungan sempat tegang ketika Presiden Cina Xi Jinping mengkritik keras penegakan hukum Rusia atas insiden yang melibatkan warga negara Cina di Moskow.
Namun, kedua negara berhasil mengatasi ketegangan ini dan melanjutkan kerja sama strategis.
Pengaruh dan Kepentingan Global
Kerja sama erat antara Rusia dan Cina memiliki dampak besar pada keseimbangan kekuatan global.
Mereka membentuk blok strategis yang dapat menantang dominasi Barat, terutama Amerika Serikat.
Melalui organisasi multilateral seperti SEO dan BRICS, mereka berusaha menguatkan posisi mereka di panggung global.
Artikel Terkait
Netanyahu Tolak Two state solution, Sebut Hadiah untuk Kelompok Perlawanan Palestina dan israel
Agnez Mo Diserbu Netizen Pro-Palestina Setelah Kedapatan Minum Starbucks di Tengah Seruan Boikot
Di Indonesia Ada 10 juta Gen Z Yang Menganggur Kini Pemerintah Khawatir Penerimaan Pajak Bisa Menurun
Helikopter yang Membawa Ebrahim Raisi Jatuh, Nasib Presiden Iran Masih Belum Diketahui
Elon Musk Luncurkan Starlink di Bali, Bawa Revolusi Konektivitas ke Daerah Terpencil
Irlandia, Spanyol, Dan Slovenia Akan Mengakui Negara Palestina pada 21 Mei 2024