Serba-Serbi Puasa Ramadhan Bagi Ibu Menyusui, Menjawab Dilema Para Ibu

Bisnisbandung.com - Selama bulan ramadhan, umat Islam diwajibkan untuk puasa ramadhan dari matahari terbit sampai matahari terbenam. Namun menurut hukum Islam ibu menyusui tidak diwajibkan puasa.

Meskipun begitu ibu menyusui dapat menggantikan puasa ramadhan yang tertinggal di lain waktu (ketika tidak menyusui lagi).

Beberapa negara dan budaya menafsirkan hadist dengan sangat umum dan benar-benar tidak puasa ramadhan ketika wanita sedang menjadi ibu menyusui.

Baca Juga: 7 Kepribadian Wanita yang Terlihat Sangat Menarik di Mata Pria, Kamu Salah Satunya?

Namun sebagiannya lagi khususnya budaya Arab menafsirkan bahwa ibu menyusui boleh tidak berpuasa di saat bulan ramadhan jika mengalami kesulitan.

Jadi para ibu sering melanjutkan puasa kecuali berdampak negatif pada dirinya atau bayi. Dan jika mereka tidak berpuasa di bulan ramadhan maka harus menggantikannya di bulan lain saat mereka sudah mampu, istilahnya 'membayar kembali'.

Di sisi lain ibu-ibu yang mempunyai anak dengan jarak dekat menempuh jalan lain, dengan cara meng-qhada setelah semua anaknya selesai disapih.

Baca Juga: Ingin Menjadi Kaya Raya? Berikut Amalan Menjadi Kaya Raya Menurut Ajaran Islam

Beberapa ulama mengatakan ada cara yang lebih tidak memberatkan seperti bisa membayar ganti rugi dengan memberi makan orang miskin sejumlah puasa yang ditinggalkan atau dengan nama lain adalah fidyah.

Puasa Atau Tidak Puasa?

Dr. Naomi Mirza telah nencatat pertimbangan penting dalam mengambil keputusan puasa atau tidak di bulan ramadhan khusus untuk ibu menyusui.

Faktor penting pertama yang harus dipertimbangkan adalah, berapa usia bayinya sekarang dan apakah masih asi eksklusif?

Baca Juga: Gak Perlu Pelet Dari Dukun, Cukup Lakukan Beberapa Cara Membuat Pria Jatuh Cinta Berikut ini Dijamin Berhasil

Jika bayi masih terlalu kecil, umurnya di bawah 6 bulan dan masih sangat bergantung dengan ASI, maka sebaiknya ibu tidak berpuasa.