Tiga Diivisi Pasukan Sekutu Mendarat di Indonesia, Belanda Seperti Dapat Durian Runtuh

photo author
- Rabu, 10 Agustus 2022 | 13:02 WIB
Illustrasi penjajahan Belanda (unsplash)
Illustrasi penjajahan Belanda (unsplash)

Bisnisbandung.com - Sekutu sebagai pemenang Perang Dunia II, disebar ke semua negara di Asia, melucuti tentara Jepang. Tanggal 29 September 1945, tiga divisi pasukan Sekutu mendarat di Jakarta.

Tiga divisi Sekutu itu di bawah komando Inggris (British Force). Satu divisi di bawah komando Mayjen D.C.Hawthorn ditempatkan di Jawa Barat. Dua divisi lagi ditempatkan di Sumatera dan di Jawa Tengah.

Bersamaan dengan itu masuk pula pasukan Belanda (NICA). Belanda sebagai bagian dari Sekutu, bagai mendapat durian runtuh. Mereka merasa punya hak merampas Indonesia dari tentara Jepang.

Baca Juga: Indonesia Resmi Menganut Sistem Multipartai, Anggota PPKI Tidak Sepakat Membentuk Partai Tunggal

Pasukan Sekutu datang ke Indonesia dengan tugas:
1. Menerima penyerahan kekuasaan dari tentara Jepang.
2. Membebaskan tawanan perang dan internira Sekutu.
3. Melucuti dan mengumpulkan orang Jepang, kemudian dipulangkan.
4. Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai kemudian diserahkan kepada pemerintah sipil.
5. Menghimpun keterangan dan menuntut penjahat perang.

Kesempatan itu digunakan Belanda mengumpulkan tawanan orang Belanda dan bekas pasukan KNIL (tentara Belanda orang pribumi) dan mempersenjatainya. Mereka tahu, Indonesia sudah merdeka, 17 Agustus ’45 tetapi mereka mengabaikannya.

Sekutu mengakui adanya pemerintah Republik Indonesia namun hanya secara de facto sedangkan secara de jure masih sebagai jajahan Jepang. Karena itu Belanda menuntut RI harus diserahkan kepada Sekutu.

Belanda di bawah lindungan Sekutu mendesak RI menyerahkan kekuasaannya. Tanggal 25
Oktober ’45 Sekutu menyerbu penjara, membebaskan tawanan perang RI. Hal itu menyulut kemarahan rakyat.

Baca Juga: Indonesia Pernah Punya Gagasan Bentuk Pemerintahan Presidensial Partai Tunggal

Bukan itu saja, 9 November 1945, Sekutu mengeluarkan ultimatum, semua orang Indnonesia yang memegang senjata harus menyerahkan diri dan senjatanya. Ultimatum itu
diradsakan sebagai penghinaan terhadap bangsa dan negara Indonesia.

Batas penyarahan itu tanggal 10 November. Rakyat Surabaya tidak mengindahkan ultimatum itu bahkan menghimpun kekuatan dan menyerang pasukan Sekutu. Terjadilah perang dahsyat, 10 November 1945.

Sekutu mengerahkan satu divisi bantuan yaitu Divisi India- 5 bersama-sama divisi Mallaby yang sudah berada di Surabaya. Pasukan Sekutu berkekuatan 10 sampai 15 ribu tentara. Pasukan darat juga dibantu pasukan nudara dan laut.

Pada pertempuran Surabaya itu, muncul nama orator Soetomo. Melalui corong pengeras suara, Bung Tomo memberi semangat kepada rakyat terus maju melawan pasukan Sekutu. Dikabarkan, saat itu Komandan Pasukan Sekutu, Brijen Mallaby meninggal dunia.

Peristiwa heroik rakyat Surabaya itu kemudian ditetapkan sebagai Hari Pahlawan yang diperingati tiap-tiap tanggal 10 November sampai sekarang.

Baca Juga: Presiden Jokowi Resmikan Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak yang Menjadi Pelabuhan Terbesar di Kalimantan

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Us Tiarsa

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Memahami Masa Adven, Empat Minggu Penting Jelang Natal

Kamis, 11 Desember 2025 | 13:24 WIB

8 Tema Natal Inspiratif dan Penuh Makna

Senin, 8 Desember 2025 | 18:00 WIB

Ragam Persiapan Natal 2025

Minggu, 23 November 2025 | 07:45 WIB

Tema Natal 2025, Yesus Hadir Untuk Keluarga

Rabu, 19 November 2025 | 09:05 WIB

Jenis Tanaman Yang Mudah Ditanam di Halaman Rumah

Minggu, 9 November 2025 | 19:10 WIB

Merasakan Bahagia Dalam Hadirat Tuhan

Kamis, 9 Oktober 2025 | 19:30 WIB

Pentingnya Ilmu Beladiri Untuk Terhindar Dari Kejahatan

Senin, 15 September 2025 | 15:00 WIB

Menilik Cara Mengatasi Kesenjangan Ekonomi

Senin, 15 September 2025 | 14:00 WIB

Menilik Prestasi Purbaya, Menkeu Pengganti Sri Mulyani

Rabu, 10 September 2025 | 10:30 WIB
X