Bisnisbandung.com - Selepas Proklamasi Kemerdekaan, Presiden, Wakil Presiden, dan para pembantunya melakukan berbagai diskusi. Kala itu muncul gagasan menetapkan bentuk pemerintahan. Ada usul bentuk pemerintah berupa presidesial partai tunggal.
Lima hari setelah Proklamasi Kemerdekaan, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) bersidang dengan agenda Membentuk Komite Nasional, Partai Nasional Indonesia, sebagai partai tunggal, dan Badan Keamanan Rakyat
Sidang tanggal 22 Agustus 1945 itu menghasilkan dua kesepakatan yakni membentuk Komite Nasional di pusat dan daerah dan pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Pembentukan Partai Nasional Indonesia sebagai partai tunggal nyaris dead lock.
Baca Juga: Apa Untung dan Ruginya Presidensial Multi-Partai? Makin Banyak Orang Dirikan Parpol
Melalui maklumat 31 Agustus, pembentukan Partai Naslional Indonesia sebagai partai tunggal, ditunda. Artinya bentuk pemerintahan ”Presidensial satu partai” batal. Indonesia menganut paham politik terbuka.
Pada Perang Kemerdekaan di Indonesia tumbuh pasukan-pasukan perjuangan dan satuan-satuan yang dibentuk tentara pendudukan Jepang. Ada Keibodan,Peta, Heiho, Kreisatsutai Pasukan-pasukan gerilya di semua daerah juga tumbuh.
Pembentukan Palang-Merah Indonesia
Lasykar-lasykar rakyat itu diwadahi dalam Badan Keamanan Rakyata(BKR). Pada sidang PPKI 22 Agustus itulah ditetapkan BKR sebagai bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPPKP).
Badan sosial itu punya peranan sangat penting dalam menolong rakyat dan anggota lasykar yang terluka akibat perang. Pada praktiknya, Palang Merah Indonesia (PMI) berjibaku mengambil peranan penting dalam setiap pertempuran.
Palang Merah Indonesia (PMI) dibentuk 3 September 1945. Ketika itu Presiden Soekarno meminta Menetri Kesehatan Dr. Boentaran mendirikan PMI. Dr.Boentaran membentuk perumus pembentukan PMI lima orang dipimpin Dr.R.Mochtar.
Baca Juga: Gelar Diklatsar, PMI Unit Institut Madani Nusantara Lantik KSR Angkatan Riung Unggun Kencana
Tanggal 17 September 1945 terbentuk Pengurus Besar Pleno PMI, Drs.Mohammad Hatta ditetapkan sebagai ketua. Sedangkan Ketua Pengurus Besar Harian ditunjuk Dr.Boentaran Martoatmodjo.
Banyak sekali relawan, baik laki-laki maupun perempuan yang bergabung ke dalam PMI. Mereka bersama-sama dengan para pejuang berada di ngaris depan. Terlibat dalam pertempuran-pertempuran melawan Belanda, Sekutu, dan Jepang.
Dalam suasana perang, pemerintahan RI berjalan tertatih-tatih. Bentuk penerintahan berganti-ganti dari parlementarian ke presidensial bahkan pernah menjadi Negara Republik Indonesia Serikat (RIS).
Artikel Terkait
Kerjasama VRI dengan PMI Pelatihan Pertolongan Pada Ketinggian
Stok Darah PMI Menurun, PMI Jemput Bola