Macan Tutul Masuk ke Hotel Bandung, Ahli Sebut Akibat Kerusakan Habitat dan Berkurangnya Sumber Pakan

photo author
- Kamis, 9 Oktober 2025 | 17:30 WIB
Mengintip insiden macan tutul menerobos masuk ke area hotel di Bandung, Jawa Barat, pada Senin, 6 Oktober 2025 (X.com/@infocimahico)
Mengintip insiden macan tutul menerobos masuk ke area hotel di Bandung, Jawa Barat, pada Senin, 6 Oktober 2025 (X.com/@infocimahico)

Bisnisbandung.com — Seekor macan tutul jawa (Panthera pardus melas) membuat heboh warga setelah masuk ke area Hotel Anugerah, Jalan Padasaluyu Isola, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, pada Senin (6/10/2025) pagi.

Satwa liar itu mengejutkan tamu dan staf hotel sebelum akhirnya berhasil dievakuasi oleh tim gabungan dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Diskarmat) Kota Bandung setelah proses dramatis selama hampir empat jam, mulai pukul 07.50 hingga 10.50 WIB.

Kepala Diskarmat Kota Bandung, Soni Bakhtyar, mengatakan macan tutul sempat bersembunyi di sekitar area hotel sebelum akhirnya diamankan dan dibawa ke Lembang Park Zoo untuk observasi lebih lanjut.

Baca Juga: Cak Imin Bentuk Satgas Pembangunan Pesantren Pasca Tragedi Al-Khoziny, Sumber Anggaran Jadi Sorotan

“Tujuan utama observasi adalah memastikan apakah macan tutul tersebut berasal dari Lembang Park Zoo atau bukan. Jika bukan, maka akan diserahkan ke BKSDA untuk dilepaskan kembali ke habitat aslinya di Sukabumi,” ujar Soni dalam keterangannya, Selasa (7/10/2025).

Diduga Berasal dari Hutan Tangkuban Parahu

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat, Agus Arianto, menduga macan tutul tersebut berasal dari kawasan Hutan Tangkuban Parahu.

Menurut Agus, meski jaraknya cukup jauh, kawasan hutan tersebut masih terhubung dengan lokasi hotel melalui koridor alami berupa lembah dan vegetasi lebat.

“Kalau dilihat dari petanya, memang masih ada jalur alami yang menghubungkan Hutan Tangkuban Parahu dengan area sekitar hotel,” ujarnya.

Baca Juga: Disikat Purbaya! 26 Pegawai Pajak Dipecat: Bukan Saatnya Main-Main!

Agus menambahkan, pihaknya terus melakukan mitigasi dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar kawasan hutan untuk mengurangi potensi konflik antara manusia dan satwa liar.

“Kami selalu mengingatkan masyarakat agar memperkuat kandang ternak dan segera melapor ke BKSDA jika melihat kemunculan macan tutul,” katanya.

Menurut Agus, kerusakan habitat dan berkurangnya sumber pakan alami menjadi faktor utama yang mendorong satwa liar seperti macan tutul keluar dari wilayah hutan.

“Secara umum, kerusakan habitat dan minimnya sumber pakan dapat memaksa satwa mencari wilayah baru,” jelasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Soal Kasus Resbob, Polisi Telusuri Dua Tersangka Lain

Rabu, 17 Desember 2025 | 20:00 WIB
X