Bisnisbandung.com – Indonesia kembali berduka. Sejak awal Desember, masyarakat di sejumlah wilayah Aceh dan Sumatra Utara tengah menghadapi bencana banjir besar yang merendam ribuan rumah, merusak fasilitas umum, serta memaksa warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Di Aceh Tamiang, Aceh Utara, hingga Kota Langsa, tinggi air mencapai pinggang orang dewasa, sementara di kawasan Sibolga, luapan air yang datang tiba-tiba membuat banyak keluarga kehilangan harta benda dan akses terhadap kebutuhan dasar.
Situasi ini diperparah oleh curah hujan ekstrem dan kondisi lingkungan yang kian rentan.
Baca Juga: DPR Kritik Menkeu Purbaya Soal Target Cukai MBDK di APBN 2026
Pengamat menyebutkan bahwa pembalakan liar dan deforestasi yang telah berlangsung bertahun-tahun turut memperburuk daya dukung alam, sehingga air hujan gagal terserap dan langsung membawa material lumpur ke pemukiman.
Tak heran, isu ini menjadi sorotan hangat di berbagai platform media sosial, dengan banyak warganet menyoroti minimnya pengawasan lingkungan dan perlunya langkah tegas untuk mencegah bencana serupa terulang.
Di tengah kondisi tersebut, berbagai pihak bergerak menunjukkan solidaritas. Salah satunya adalah SD Yayasan Atikan Sunda (YAS) 2 Bandung, sebuah lembaga pendidikan yang tergerak membantu para penyintas.
Melalui PMPA Palawa Unpad, sekolah ini menyalurkan bantuan berupa uang tunai yang kemudian dikonversi menjadi kebutuhan mendesak bagi warga terdampak.
“Bantuan disalurkan kepada korban bencana alam di Sumatera Barat, tepatnya di Kecamatan IV Koto Agam, berupa makanan siap saji,” ujar Koordinator PMPA Palawa Unpad, Ario PB Rachman, pada 9 Desember 2024.
Ia menambahkan bahwa penyaluran tidak hanya dilakukan di Sumatera Barat, tetapi juga menjangkau wilayah paling terdampak di Aceh. “Bantuan juga disalurkan di Desa Pahlawan, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, berupa beras,” imbuhnya.
Baca Juga: Raja Juli Didesak Mundur oleh DPR, PSI: Saatnya Menhut Maju Bukan Mundur
Kolaborasi antara PMPA Palawa Unpad dan SD YAS 2 Bandung menjadi bukti bahwa kepedulian dapat tumbuh dari mana saja, termasuk dari dunia pendidikan.
Upaya ini sekaligus menunjukkan bagaimana sekolah dapat menjadi motor penggerak solidaritas sosial, memberi teladan bagi siswa sekaligus masyarakat luas untuk saling membantu dalam masa-masa sulit.
Artikel Terkait
Ridwan Kamil Bantah Terima Aliran Dana Kasus BJB, KPK Tegaskan Bukti Mengarah Sebaliknya
Lomba Aeromodeling Semarakan HUT Arhanud ke-79, Dorong Sinergi Hobi dan Pertahanan
Bina Bangsa School Bandung raih penghargaan Apple Distinguished School (ADS)
Dedi Mulyadi Wanti-Wanti Bandung akan Tenggelam, Izin Perumahan Baru Dihentikan
Helmy Yahya Soroti Ketimpangan Pertumbuhan di Rebana, Indramayu Butuh Perhatian Khusus
Klaim Investor Lokal dan Asing Berebut Masuk, Helmy Yahya Sebut Rebana Jadi Episentrum Ekonomi Baru Jawa Barat