Bukan Sekadar Gapura, Penjelasan Arsitek ITB Soal Desain yang Dinilai Mirip Candi

photo author
- Selasa, 25 November 2025 | 17:00 WIB
Pembangunan Gapura Gedung Sate (Tangkap layar youtube KDM Channel)
Pembangunan Gapura Gedung Sate (Tangkap layar youtube KDM Channel)

bisnisbandung.com - Penataan ulang area halaman Gedung Sate di Bandung menjadi sorotan publik setelah desain gapura di gedung sate dinilai mirip candi.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat menegaskan bahwa perubahan ini tidak menyentuh bangunan utama yang berstatus cagar budaya, melainkan hanya pada area luar yang membutuhkan pembaruan dan penataan ulang.

Proses perbaikan dilakukan dengan mengikuti regulasi heritage yang ketat. Bahkan untuk pengecatan saja, pemerintah harus mengikuti arahan Balai Pelestarian Kebudayaan, termasuk rekomendasi penggunaan bahan cat khusus dari luar negeri.

Baca Juga: Coba Deh Aneka Olahraga Yang Sedang Tren Berikut, Bonus Sehat Pastinya

Dalam video di kanal youtube Dedi Mulyadi, Sigit, arsitek dari ITB memaparkan bahwa desain gapura dan elemen visual lainnya mengacu pada akar budaya lokal, sekaligus selaras dengan karakter arsitektur Gedung Sate yang sejak awal menggabungkan konsep Eropa dan Sunda.

Unsur-unsur khas seperti bentuk-bentuk berciri candi dipilih untuk memperkuat identitas Jawa Barat sebagai pusat pemerintahan provinsi.

“Jadi ini banyak unsur-unsur arsitektur Eropa, tapi juga banyak arsitektur lokalnya, Pak, ya. Seperti mungkin kita lihat di pintu masuk itu dengan model-model candi seperti itu. Bahkan di tengah-tengahnya itu, Pak, ada relief seperti candi begitu,” terang Sigit.

“Nah, jadi kemudian itu menjadi salah satu referensi lah ya, bahwa bagaimana kita membentuk katakanlah suasana kompleks Gedung Sate ini juga memiliki jiwa Jawa Barat,” lanjutnya.

Baca Juga: Anda Berencana Bangun Rumah Tahun Depan? Simak Tren Desain Rumah 2026

Salah satu referensi utama yang digunakan adalah desain gapura Kacirebonan, sebuah bentuk warisan budaya yang masih eksis di wilayah Cirebon.

Inspirasi tersebut diterapkan sebagai simbol keberlanjutan budaya tatar Sunda, sekaligus menjadi jembatan antara elemen sejarah dan fungsi modern kawasan Gedung Sate.

Penambahan gapura baru di pintu masuk utama tidak semata menjadi elemen dekoratif. Tim arsitek menjelaskan bahwa gapura berfungsi sebagai penanda visual yang menandai transisi dari ruang publik yang profan menuju kawasan pemerintahan yang memiliki nilai simbolis lebih tinggi.

Konsep tersebut sejalan dengan tradisi arsitektur Nusantara, termasuk pengaruh Majapahit, Mataram, dan warisan budaya Cirebon.

Baca Juga: Info Detail Dari Solo, Inilah Alasan Mengapa Posisi Lembaga Dewan Adat Karaton Surakarta Sah Secara Hukum

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Durotul Hikmah

Sumber: YouTube KDM Channel

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Soal Kasus Resbob, Polisi Telusuri Dua Tersangka Lain

Rabu, 17 Desember 2025 | 20:00 WIB
X