Bupati Subang Ngamuk, Tegur Sopir Truk Besar yang Bikin Macet Sebelum Jam Operasional

Bisnisbandung.com - Suasana jalanan Subang mendadak heboh saat Bupati Subang Reynaldy Putra turun langsung ke lapangan dan memarahi para sopir truk besar yang nekat melintas sebelum pukul 20.00 WIB.

Dengan nada tinggi Reynaldy tampak menegur langsung sopir truk yang membuat macet parah di jalan utama Subang.

“Woi, tahu nggak sebelum jam 8 malam mobil truk belum boleh lewat? Kasihan warga saya! Lihat tuh macet semua,” ujar Reynaldy dalam instagramnya.

Baca Juga: Geger di Pati! Bupati Naikkan Pajak Hingga 250%, Tantang 50 Ribu Warga Demo: “Saya Tidak Akan Gentar!”

Tak hanya menegur Reynaldy juga menginstruksikan agar seluruh kendaraan besar yang sudah terlanjur masuk jalur segera menepi dan menunggu di lokasi aman.

Ia bahkan memperingatkan bahwa bila pelanggaran terus terjadi dirinya akan merekomendasikan penutupan jalur bagi truk besar yang tak patuh aturan.

“Mulai minggu depan kalau masih ada yang nekat lewat sebelum jam 8 malam saya rekomendasiin untuk ditutup jalurnya! Sudah cukup ini merugikan warga dan bikin jalan rusak!” tegasnya.

Menurut peraturan yang berlaku di Kabupaten Subang truk bermuatan besar dilarang melintas di jalur tertentu mulai pukul 16.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB untuk menghindari kemacetan dan risiko kecelakaan.

Namun masih banyak sopir yang mengabaikan aturan tersebut.

Baca Juga: Putar Kicau Burung di Kafe Biar Bebas Royalti? Ketua LMKN: Tetap Harus Bayar, Itu Juga Lagu!

“Saya tiap berhentiin truk alasannya dari sini semua. Bisa nggak ikutin aturan?” tanya Reynaldy kesal kepada para sopir di lokasi.

Bupati juga meminta seluruh petugas di lapangan untuk bersinergi dan memperketat pengawasan.

Ia bahkan tak segan menugaskan aparat untuk menindak tegas sopir truk yang melanggar.

Dalam keterangannya Reynaldy menekankan bahwa pelanggaran jam operasional oleh truk besar bukan hanya membuat macet tetapi juga mempercepat kerusakan jalan.

Baca Juga: Di Balik Pemblokiran Ribuan Rekening, Harta Kepala PPATK Melejit Drastis: Publik Curiga, Siapa Untung?