"Kesalehan itu ukurannya manfaat saat memimpin. Bukan dari pakaian atau simbol keagamaan yang ditampilkan," pungkas Dedi Mulyadi.
Pernyataan ini muncul di tengah maraknya isu politisasi agama yang kerap dimainkan di momen-momen menjelang kontestasi politik termasuk Pilkada.
Dedi Mulyadi mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh narasi-narasi yang justru menjauhkan esensi Islam sebagai agama kasih sayang dan keadilan.***
Artikel Terkait
Kekurangan Guru Parah, Ini Langkah Dedi Mulyadi dan Pemprov Jawa Barat
Dua Janji Dedi Mulyadi: Petani Sehat, Anak Nelayan Sekolah
Megawati Ungkap Alasan Terima Lagi Jabatan Ketum PDI Perjuangan
Ray Rangkuti Bongkar Strategi Politik Prabowo Usai Amnesti Hasto, Tarik Ulur dengan Jokowi dan Megawati
Pemberian Amnesti & Abolisi, Pengamat: Apakah Harmoni Politik Terwujud?
Ekonom Kritik Klaim Menteri Amran Soal Rupiah Bisa Rp1.000 per Dolar AS, Ini Alasannya