Heri Sapari, Drs., M.IP: Kekuasaan Sudah Menjadi Kaisar dalam Dunia Politik

photo author
- Sabtu, 15 Oktober 2022 | 10:56 WIB
Heri Sapari: Kegaduhan politik salah satu implikasi dari Kekuasaan sudah menjadi kaisar dan berhasil menggeser posisi hukum sebagai panglima dari dunia politik. (dok.pribadi)
Heri Sapari: Kegaduhan politik salah satu implikasi dari Kekuasaan sudah menjadi kaisar dan berhasil menggeser posisi hukum sebagai panglima dari dunia politik. (dok.pribadi)

"Sejalan dengan pesatnya perkembangan  teknologi industri, khususnya teknologi informasi telah terjadi perubahan yang revolusioner pada dunia politik, terutama pada implikasi perilaku politik yang tidak terkendali, seakan terlepas dari nilai, etika dan moral. Kekuasaan sudah menjadi kaisar dalam dunia politik"

Baca Juga: Heboh, Kinerja Wasit Dipertanyakan Saat Pertandingan AC Milan vs Chelsea

"Kegaduhan politik salah satu implikasi dari Kekuasaan sudah menjadi Kaisar dan berhasil menggeser posisi hukum sebagai panglima dari dunia politik. Wacana perpanjangan kekuasaan Presiden sebagai salah satu contohnya"

Heri Sapari, Drs., M.IP mengimbuhkan, citra kepolisian yang turun dratis merupakan contoh nyata dari implikasi kekuasaan sudah mampu menggeser posisi hukum sebagai panglima.

"Kesadaran politik masyarakat sangat dibutuhkan sebagai kekuatan yang mampu mengembalikan politik dan hukum pada posisi yang diharapkan, hukum harus kembali dijadikan sebagai kaisar dan politik sebagai panglima"

"Artinya posisi hukum harus tetap pada posisi tertinggi karena disitulah tempat nilai, moral, etika dan norma sebagai pengendali kehidupan berlangsung"

Menurut Heri Sapari, Drs., M.IP, Pilpres dan Pileg harus bercermin pada pengalaman pada saat dua agenda politik disatukan. Artinya harus dicari dan ditemukan formula agenda politik yang memiliki resiko paling minimal.

Baca Juga: Exchanger Crypto masih Memfasilitasi Transaksi di Rusia Ditengah Sanksi Internasional

Katanya, politik identitas dalam kedua agenda politik harus diantisipasi sedini mungkin.

Pembiaran politik identitas berkembang, apapun alasannya akan mengancam keutuhan NKRI.TNI/POLRI dan Rakyat harus bersatu terhadap ancaman tersebut.

Tidak dapat dipungkiri dalam dinamika politik Indonesia selama ini, kekuatan utama dan pertama masih dipegangTNI/POLRI dan Rakyat, pungkasnya.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Yayu Rahayu

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

SMK Go Global dan Arah Pendidikan Kita

Senin, 8 Desember 2025 | 19:00 WIB

Ketika Budaya Masuk, Keyakinan Tersentuh

Senin, 1 Desember 2025 | 11:00 WIB

Kisah Desa Wisata yang Mencari Jalan Pulang

Senin, 1 Desember 2025 | 10:01 WIB

Judol, Ketika Kebebasan Berubah Menjadi Jerat

Jumat, 21 November 2025 | 14:20 WIB

Di Antara Idealisme dan Royalti

Rabu, 12 November 2025 | 06:00 WIB

Percakapan tentang Setetes Kehidupan

Sabtu, 1 November 2025 | 18:00 WIB

Jabat Tangan di Bawah Langit Islam

Senin, 13 Oktober 2025 | 20:35 WIB

Bandung di Persimpangan

Minggu, 5 Oktober 2025 | 20:00 WIB

Mimpi di Balik Gerobak

Rabu, 24 September 2025 | 09:45 WIB

Generasi Patah Sayap, Mimpi yang Terkubur

Senin, 15 September 2025 | 21:30 WIB

Saat Gizi yang Dijanjikan Membawa Nestapa

Jumat, 5 September 2025 | 12:30 WIB

Butiran Air Mata di Karung Beras

Jumat, 18 Juli 2025 | 17:00 WIB

Pak, Tahun Depan Aku Masih Bisa Ngajar, Nggak?

Selasa, 15 Juli 2025 | 10:30 WIB

Sungai Itu Masih Ingat Namamu

Sabtu, 12 Juli 2025 | 11:30 WIB

Sebuah Suara dari Desa untuk Negeri

Selasa, 1 Juli 2025 | 21:00 WIB

Cara Mendengar Suara Tuhan, Secara Mudah

Minggu, 29 Juni 2025 | 19:30 WIB
X