Cuaca di Bandung Semakin Dingin Benarkah Akibat Fenomena Aphelion?

photo author
- Senin, 18 Juli 2022 | 18:00 WIB
Kondisi cuaca di bandung, dikabarkan Fenomena Aphelion (pixabay)
Kondisi cuaca di bandung, dikabarkan Fenomena Aphelion (pixabay)

Bisnisbandung.com - Atersiar kabar yang sumbernya tidak begitu jelas, cuaca di Indonesia, khususnya Bandung, sejak awal Juli, akan jauh lebih dingin daripada biasanya. Hal itu, menurut kabar tersebut, akibat fenomena aphelion.

Berita tersebut sempat beredar luas tanpa konfirmasi BMKG. Disebutkan fenomena aphelion terjadi karena letak matahari berada pada titik paling jauh dari bumi. Karrena itu suhu udara menurun.

Letak matahari dari bumi normalnya, 90 juta kilometer. Awal Juli sampai Agustus 2022 menjadi 152 juta km. Cuaca dingin terasa di Bandung yang biasanya juga dingin.

Baca Juga: Amankan Cuaca Sirkuit Mandalika, Ini Besaran Nominal Honor yang Didapat Rara Sang Pawang Hujan

Diimbaui kepada masyarakat, mau menjaga imunitas tubuh. Cuaca dingin yang ekstrem dapat menyebabkan sakit demam, batuk, dan penyakit lainnya.

Berita penurunan cuaca ekstrem itu langsung dibantah Badan Meteorolgi, Klimatologi, dan Geofisika (BKG).

Menurut keterangan resmi BMKG yang dimuat pada akun resminya menyebutkan, aphelion merupakan fenomena astronomis yang terjadi tiap tahun.

Baca Juga: Tim Basket Putri Jabar Persiapkan Diri Bermain Dalam Cuaca Panas

“Penurunan suhu di bulan Juli belakangan ini lebih dominan kurangnya uap air di atmosfer,” kata siaran pers BMKG yang diterima BB Senin pagi kemarin.

Keterangan pers yang ditandatangani Deputi Bidang Meteorologi, Mulyono R. Prabowo itu, juga menerangkan penurunan suhu pada umumnya terjadi di Jawa, Bali, NTB, dan NTT.

Baca Juga: Karena Faktor Cuaca Harga Cabai Melangit

Dengan keterangan resmi BMKG itu, diharapkan masyarakat tidak panik. Cuaca di beberapa daerah tetap normal. Di Bandung Senin pagi tercatat 26 derajat C.

Kalaupun cuaca di Bandung terasa lebih dingin kartean sebetulnya Indonesia sudah masuk pada musum kemarau. Namun masih trerjadi hujan lebat. Itulah fenomena yang disebnut kemarau basah.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Us Tiarsa

Tags

Rekomendasi

Terkini

SMK Go Global dan Arah Pendidikan Kita

Senin, 8 Desember 2025 | 19:00 WIB

Ketika Budaya Masuk, Keyakinan Tersentuh

Senin, 1 Desember 2025 | 11:00 WIB

Kisah Desa Wisata yang Mencari Jalan Pulang

Senin, 1 Desember 2025 | 10:01 WIB

Judol, Ketika Kebebasan Berubah Menjadi Jerat

Jumat, 21 November 2025 | 14:20 WIB

Di Antara Idealisme dan Royalti

Rabu, 12 November 2025 | 06:00 WIB

Percakapan tentang Setetes Kehidupan

Sabtu, 1 November 2025 | 18:00 WIB

Jabat Tangan di Bawah Langit Islam

Senin, 13 Oktober 2025 | 20:35 WIB

Bandung di Persimpangan

Minggu, 5 Oktober 2025 | 20:00 WIB

Mimpi di Balik Gerobak

Rabu, 24 September 2025 | 09:45 WIB

Generasi Patah Sayap, Mimpi yang Terkubur

Senin, 15 September 2025 | 21:30 WIB

Saat Gizi yang Dijanjikan Membawa Nestapa

Jumat, 5 September 2025 | 12:30 WIB

Butiran Air Mata di Karung Beras

Jumat, 18 Juli 2025 | 17:00 WIB

Pak, Tahun Depan Aku Masih Bisa Ngajar, Nggak?

Selasa, 15 Juli 2025 | 10:30 WIB

Sungai Itu Masih Ingat Namamu

Sabtu, 12 Juli 2025 | 11:30 WIB

Sebuah Suara dari Desa untuk Negeri

Selasa, 1 Juli 2025 | 21:00 WIB

Cara Mendengar Suara Tuhan, Secara Mudah

Minggu, 29 Juni 2025 | 19:30 WIB
X