Saat Bumi Menangis di Tanah Pasundan

photo author
- Kamis, 12 Juni 2025 | 07:45 WIB
Kejadian longsor pada area tambang di kawasan tambang Gunung Kuda (dok instagram Dedi Mulyadi)
Kejadian longsor pada area tambang di kawasan tambang Gunung Kuda (dok instagram Dedi Mulyadi)

Oleh: Ummu Fahhala, S.Pd.
(Praktisi Pendidikan dan Pegiat Literasi)

Bisnisbandung.com - Pagi itu, kabut tipis menyelimuti sebuah desa kecil di pinggiran Kota Cirebon. Suara mesin bor dan dentuman batu terdengar nyaring dari kejauhan.

Warga sekitar, terutama para petani dan pemilik ladang, hanya bisa memandang dengan resah. Mereka tahu, di balik suara bising itu, tanah tempat mereka hidup perlahan rusak. Air mulai tercemar, tanah mulai gersang, dan udara tak lagi bersih seperti dulu.

Ada 176 titik tambang ilegal tersebar di satu kota  dan 16 kabupaten. Ini adalah fakta mengejutkan yang berhasil diungkap Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat Salah satunya berada di Kelurahan Argasunya, tak jauh dari tempat para petani kecil itu bergantung hidup. Mereka tidak paham soal izin atau pajak. Yang mereka tahu, tambang itu membuat sawah-sawah mereka gagal panen dan air sungai keruh.

Baca Juga: Perkuat SDM Jalur Industri Gim : Solusi atau Ilusi?

Masalah tambang ilegal ini ternyata bukan satu-satunya persoalan. Di balik tambang besar yang resmi, tersimpan kerusakan lingkungan yang tak kalah parah.

Hutan gundul, bukit rata, sungai tercemar—semua itu adalah harga yang dibayar demi tumpukan hasil tambang. Perbedaannya hanya soal legalitas. Yang besar berizin, yang kecil diburu aparat. Padahal, kerusakan tetap terjadi, baik tambang yang besar maupun kecil. Rakyat tetap menjadi korban.

Ironisnya, sistem yang ada seolah memberi ruang bagi kepemilikan tambang oleh pemodal besar. Mereka bebas menguasai gunung dan bukit, selama membayar pajak.

Sebaliknya, rakyat kecil yang mencoba menggali sisa-sisa rezeki dari tanah sendiri dianggap melanggar hukum. Sistem ini lahir dari cara pandang kapitalisme yang memisahkan kepentingan rakyat dari pengelolaan sumber daya alam.

Baca Juga: Tingkat Pengangguran Masih Jadi Masalah Klasik Jabar

Lalu, adakah jalan keluar dari carut-marut ini?

Islam memberikan jawaban yang berbeda. Dalam pandangan Islam, tambang dan sumber daya alam adalah milik umum. Tak boleh dimiliki pribadi atau korporasi. Rasulullah Saw bersabda, “Kaum muslim berserikat dalam tiga hal, yakni air, padang rumput, dan api (energi)” (HR. Abu Dawud).

Negara bertugas mengelola tambang demi kemaslahatan seluruh rakyat, bukan demi segelintir pemilik modal. Hasilnya dipakai untuk pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur, bukan untuk memperkaya kelompok tertentu.

Al-Qur’an pun memperingatkan, "Dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi setelah (Allah) memperbaikinya" (QS. Al-A’raf: 56). Artinya, menjaga lingkungan adalah amanah yang besar. Negara wajib memastikan agar bumi tetap lestari, demi generasi yang akan datang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

SMK Go Global dan Arah Pendidikan Kita

Senin, 8 Desember 2025 | 19:00 WIB

Ketika Budaya Masuk, Keyakinan Tersentuh

Senin, 1 Desember 2025 | 11:00 WIB

Kisah Desa Wisata yang Mencari Jalan Pulang

Senin, 1 Desember 2025 | 10:01 WIB

Judol, Ketika Kebebasan Berubah Menjadi Jerat

Jumat, 21 November 2025 | 14:20 WIB

Di Antara Idealisme dan Royalti

Rabu, 12 November 2025 | 06:00 WIB

Percakapan tentang Setetes Kehidupan

Sabtu, 1 November 2025 | 18:00 WIB

Jabat Tangan di Bawah Langit Islam

Senin, 13 Oktober 2025 | 20:35 WIB

Bandung di Persimpangan

Minggu, 5 Oktober 2025 | 20:00 WIB

Mimpi di Balik Gerobak

Rabu, 24 September 2025 | 09:45 WIB

Generasi Patah Sayap, Mimpi yang Terkubur

Senin, 15 September 2025 | 21:30 WIB

Saat Gizi yang Dijanjikan Membawa Nestapa

Jumat, 5 September 2025 | 12:30 WIB

Butiran Air Mata di Karung Beras

Jumat, 18 Juli 2025 | 17:00 WIB

Pak, Tahun Depan Aku Masih Bisa Ngajar, Nggak?

Selasa, 15 Juli 2025 | 10:30 WIB

Sungai Itu Masih Ingat Namamu

Sabtu, 12 Juli 2025 | 11:30 WIB

Sebuah Suara dari Desa untuk Negeri

Selasa, 1 Juli 2025 | 21:00 WIB

Cara Mendengar Suara Tuhan, Secara Mudah

Minggu, 29 Juni 2025 | 19:30 WIB
X