Harga BBM Naik, Biaya Produksi Pertanian Konvensional Trennya Meningkat

photo author
- Jumat, 7 Oktober 2022 | 14:00 WIB
BBM naik, SPI mendesak pemerintah memberikan subsidi input produksi, maupun mekanisme agar harga ditingkat petani terjamin dan layak (unsplash)
BBM naik, SPI mendesak pemerintah memberikan subsidi input produksi, maupun mekanisme agar harga ditingkat petani terjamin dan layak (unsplash)

Kondisi tersebut dirasakan oleh anggota SPI di wilayah Bengkulu, yang mengeluhkan harga tomat anjlok drastis.

Baca Juga: NTP September 2021: Petani Hortikultura Masih Merana

Petani hortikultura lebih merasakan beban ekonomi dari kenaikan harga BBM dibandingkan petani tanaman pangan.

Kenaikan indeks pengeluaran kebutuhan sebesar 1,12% dan kenaikan biaya produksi & biaya modal sebesar 0.96.

“Laporan yang kami terima, di Kepahiang, Bengkulu, harga tomat di tingkat petani berkisar Rp3.500 bahkan ada yang Rp1.000/kg. Tomat sampai tidak ditampung karena harganya yang murah. Sementara untuk cabai, situasinya berbeda-beda di tiap wilayah"

"Misalnya pulau Sumatera seperti di Aceh, dan Riau, harga cabai mengalami penurunan yang cukup signifikan, sementara di pulau Jawa seperti Kediri, relatif stabil”.

Baca Juga: NTP Agustus Naik, Petani Hortikultura Masih Merana, Saatnya Badan Pangan Nasional Bekerja

Sementara itu, NTP subsektor perkebunan rakyat juga mencatatkan kenaikan meski dinilai belum signifikan.

Laporan dari anggota SPI menyebut pada pertengahan September lalu terdapat kenaikan harga Tandan Buah Segar (TBS), namun menjelang akhir September kembali turun kendati tidak terlalu drastis.

Kenaikan konsumsi dan produksi mereka bahkan lebih dari kenaikan yang dialami oleh keluarga petani tanaman pangan dan tanaman hortikultura.

Kenaikan kebutuhan konsumsi sebesar 1,17% dan biaya produksi & penambahan modal sebesar 2.17%. Angka-angja tersebut setara dan lebih tinggi dari angka inflasi sebesar 1.17%.

Baca Juga: NTP Juni 2021: Petani Hortikultura Masih Merana, Bisa Lebih Merana Akibat PPKM Darurat

“Untuk komoditas perkebunan khususnya sawit yang orientasinya ekspor, Harga TBS dan CPO tentunya akan akan dipengaruhi oleh harga di tingkat internasional"

"Hal itu terjadi di bulan September ini, dimana terdapat penurunan harga CPO internasional di kuartal III, bahkan diprediksi akan turun juga pada kuartal ke IV. Namun bila dilihat dari laporan BPS ekspor minyak sawit Jan-Agustus 2022, ekspor sawit terus meningkat seiring dengan dicabutnya kewajiban DMO tersebut"

"Lebih dari itu, pertanyaan selanjutnya yang muncul apakah kenaikan ekspor tersebut berpengaruh nyata terhadap daya beli keluarga petani secara riel, walau dalam hal ini NTP Tanaman perkebunan rakyat meningkat”.

Baca Juga: NTP Juni 2021: Petani Hortikultura Masih Merana, Bisa Lebih Merana Akibat PPKM Darurat

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ahmad Farizal

Sumber: pers rilis SPI

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X