Harga BBM Naik, Biaya Produksi Pertanian Konvensional Trennya Meningkat

- Jumat, 7 Oktober 2022 | 14:00 WIB
BBM naik, SPI mendesak pemerintah memberikan subsidi input produksi, maupun mekanisme agar harga ditingkat petani terjamin dan layak (unsplash)
BBM naik, SPI mendesak pemerintah memberikan subsidi input produksi, maupun mekanisme agar harga ditingkat petani terjamin dan layak (unsplash)


Binsisbandung.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) September 2022 sebesar 106,82 atau naik 0,49 persen dibanding NTP bulan sebelumnya.

Kenaikan NTP tersebut dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (lt) mengalami kenaikan sebesar 1,62 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (lb) sebesar 1,13 persen.

Selama September 2022, dua subsektor NTP mengalami kenaikan, yakni Tanaman Pangan (1,49 persen); dan Tanaman Perkebunan rakyat (0,62 persen). Sementara itu, subsektor lainnya mengalami penurunan, seperti hortikultura (-1,86 persen); subsektor peternakan (-0,87 persen); dan subsektor perikanan (-1,17 persen).

Baca Juga: NTP Januari Naik, Petani Hortikultura Masih Merana

Menanggapi hal tersebut, Ketua Departemen Kajian Strategis Nasional Serikat Petani Indonesia, Mujahid Widian, menyebutkan tren positif NTP nasional pada September 2022 merupakan dampak membaiknya subsektor tanaman pangan.

Peningkatan NTP tanaman pangan sendiri sudah berlangsung sejak bulan Agustus lalu, ditandai dengan meningkatnya harga gabah di tingkat petani.

Kenaikan harga gabah tentunya akan menaikkan daya beli keluarga petani. Namun karena inflasi tersebut, peningkatan daya beli menjadi tidak optimal, sehingga NTP tanaman pangan tetap saja dibawah standar (99,35).

Baca Juga: NTP November 2021: Naik Tapi Tidak Merata di Semua Sektor, Saatnya Badan Pangan Nasional Dioperasionalkan

“Laporan anggota SPI dari berbagai wilayah menyebutkan harga gabah di tingkat petani mengalami kenaikan, demikian juga dengan harga beras"

"Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari terbatasnya stok gabah karena produksi padi yang minim; hingga musim tanam antar wilayah yang berbeda, juga turut mempengaruhi” ujarnya.

“Dari data BPS tersebut juga kita lihat bahwa indeks biaya yang dikeluarkan petani mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya, seperti konsumsi rumah tangga (0,95 persen) dan biaya produksi dan modal (0,96 persen). Hal ini dilihat sebagai dampak dari kenaikan harga BBM yang terjadi pada bulan September lalu.

Baca Juga: NTP Oktober 2021 Naik, Namun Petani Masih Hadapi Tantangan

"Kondisinya juga tercermin di besar inflasi bulan September 2022 sebesar 1,17 persen (dibandingkan bulan sebelumnya), dan trebesar disumbang oleh biaya transportasi ” tambahnya.

NTP subsektor Hortikultura kembali menunjukkan tren penurunan seperti bulan Agustus 2022 lalu. Adapun penurunan pada Bulan September 2022 ini dipengaruhi oleh kelompok penyusun yakni sayur-sayuran, khususnya tomat dan bawang merah.

Halaman:

Editor: Ahmad Farizal

Sumber: pers rilis SPI

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Dampak cyberbullying bagi anak muda

Rabu, 12 April 2023 | 17:40 WIB
X