Rocky Gerung: Tiga Periode, Megalomania ?? Ini Komentar Rocky Gerung

photo author
- Selasa, 5 April 2022 | 14:00 WIB
Megalomania itu bukan hanya menjalar, tetapi telah menetap dan menjadi DNA rezim (Tangkap Layar Youtube Rocky Gerung Official)
Megalomania itu bukan hanya menjalar, tetapi telah menetap dan menjadi DNA rezim (Tangkap Layar Youtube Rocky Gerung Official)

Bisnis Bandung, -- Pengamat Politik, Rocky Gerung di chanel youtube Rocky Gerung Official yang tayang pada 04/04/2022 yang berjudul “Jokowi Luhut Idap Megalomania”.

Mengatakan Amien Rais telah merumuskan secara ringkas, sebagai orang yang berpengalaman didalam mengolah dan menguliti kekuasaan, dan Amien Rais mengetahui ini gejala Megalomania.

Bahkan Megalomania itu bukan hanya menjalar, tetapi telah menetap dan menjadi DNA rezim, akhirnya tidak mau turun, karena itu diorganisisi dengan beragam cara, dan itu memalukan, dan ini pun diintip dianalisis internasional tentang Indonesia.

Analis-analis dari Internasional seperti dari Australia dan Amerika sepakat, bahwa ini Megalomania.

Baca Juga: Busyro : Keledai Politik Oligarki Bisnis Gelap Dan Melanggengkan Kekuasaan

Rocky Gerung mengapresiasi analisis dari Amien Rais soal Megalomania yang diderita Jokowi.

Menurut Rocky Gerung terlepas dari beragam pro dan kontranya, tetapi Amien Rais memahami politik etis, dan politik kualitatif.

Karena dia (read: Amien Rais), sepuh, dia faham tentang lorong-lorong tikus tempat kekusaan bersembunyi, dan bagaimana korupsi mengerogoti tiang-tiang NKRI.

Rocky Gerung menegaskan, kita harus tega mengatakan bahwa Jokowi Megalomania, dan menginkan kekuasaan bertambah, dan tentu sinyal itu yang dibaca, dan disamarkan oleh Luhut dan menteri-menterinya.

Pengamat Politik ini mengungkapkan bahwa Politik ini bersumbu pada petinggi utamanya, dan itu adalah Jokowi. Jokowi berusaha merayap, dan itu bisa mengakibatkan berantakannya bangsa ini.

Baca Juga: Busyro : Keledai Politik Oligarki Bisnis Gelap Dan Melanggengkan Kekuasaan

Jejak ambisi jokowi tidak bisa dihapus. Satu waktu kita akan menemukan dalam diri Jokowi ternyata ada mental otoriter atau bahkan totaliter.

Kalau dia otoriter bisa saja dia gunakan kekerasan kan selesai, tetapi ini totaliter. Totaliter lebih dari otoriter, dia seolah-olah menyelundupkan ambisinya dengan membujuk orang dan segala macamnya tetapi pada ujungnya totaliterisme itu bahanya dijaman demokrasi, ada upaya untuk membatalkan konstitusi.

Lain kalau jokowi punya prestasi. Jadi yang kita halangi bukan sekedar Jokowi ingin melompati konstitusi, tetapi dia memang tidak memiliki prestasi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Us Tiarsa

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X