Bisnis Bandung - Sambut bulan suci Ramadhan, warga Lembang gelar syukuran di puncak Gunung Batu pada Kamis (31/3) kemarin.
Dalam acara tersebut, ratusan warga Kampung Buniasih, Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, beserta para tokoh budaya di Lembang, hadir dan mengarak seekor kambing dari Kampung Buniasih menuju puncak Gunung Batu.
Yang selanjutnya kambing pun dipotong, sedangkan untuk kepala kambing serta sesaji lainnya, dikubur di kawasan tersebut.
Baca Juga: Harga BBM Terus Naik, Inilah Solusi Jangka Panjangnya
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bandung Barat, Heri Partomo disela sela kegiatan mengatakan, kedepannya, pihaknya akan terus menggali potensi budaya di masyarakat, dan mendukung upaya masyarakat dalam melestarikan budaya.
"Terkait pelestarian budaya, terutama ritual di Bandung Barat, pada prinsipnya kami mendukung. Kami komunikasi dengan kepala desa, sesepuh untuk menggali budaya yang ada di wilayahnya, baik ritual, maupun lainnya," kata Heri.
Tidak hanya itu, Disparbud Bandung Barat pun akan mendukung secara penuh baik secara moril maupun materil disetiap kegiatan budaya yang digelar warga Bandung Barat.
Baca Juga: Pemerintah Tetapkan 1 Ramadhan 1443 H jatuh pada 3 April 2022
"Terus terang, sampai saat ini kegiatan warisan budaya tak benda masih dilaksanakan secara lokal oleh pemerintah desa maupun RW, belum didukung sepenuhnya oleh pemda. Hal ini upaya kita dalam pelestarian potensi budaya di Bandung Barat," ucapnya.
Sementara itu ditempat yang sama kuncen Gunung Batu, Ujang menerangkan, jika kegiatan yang dilaksanakan warga Kampung Buniasih ini sebagai ungkapan syukur menjelang masuknya bulan suci Ramadhan.
"Kegiatan ini biasa dilaksanakan menjelang shaum, dan ini kebiasaan adat, budaya dan tradisi warga kampung ini," terang Ujang.
Baca Juga: Budiman Sudjatmiko: PDI Perjuangan Harus Menjadi Partai Kerakyatan Modern.
Alasan kenapa kegiatan digelar di puncak Gunung Batu, menurut Ujang karena memiliki histori dan untuk menghormati leluhur.
Terkait pemotongan seekor kambing berwarna hitam, tambah dia, hal ini dipercaya dapat menjadi tolak bala masyarakat sekitar.
Maka dari itu kepala kambing beserta sesaji lainnya dikuburkan di kawasan tersebut, sedangkan daging nya dibagikan untuk dimasak dan dimakan oleh warga.
Baca Juga: Belajar Memaknai Intoleransi, Popularitas, Healing Dari Pemikiran Habib Husein Jafar
"Motong embe (kambing), tumbal, tujuannya permintaan keberkahan bagi warga, keselamatan, khususnya untuk warga Langensari dan umumnya semuanya," ujarnya.***
Artikel Terkait
Dukungan Lintasarta Dalam Digitalisasi UMKM Jawa Barat
Cara Mengetahui Travel Umrah Penipu atau Terpercaya
Budiman Sudjatmiko: Kemitraan Dan Pengawasan Penggelontoran Dana Desa Belum Optimal
Alhamdulillah, Jelang Ramadhan, Harga Emas Batangan Antam Kembali Merangkak Naik
MAKI Seret Mendag Ke Pengadilan, Boyamin : Buktikan Ada Mafia Minyak Goreng