Bisnisbandung.com - Ramainya isu bahwa penambangan Crypto merupakan kegiatan industri yang mencemari lingkungan telah lama dibahas di berbagai media.
Namun isu tersebut perlahan dapat dibantah oleh beberapa perusahaan penambangan Crypto yang mulai menggunakan energi ramah lingkungan guna menjalankan fasilitas industrinya.
Saat ini diketahui sebuah pusat data penambangan Crypto di negara bagian Australia Selatan akan beroperasi terutama dengan listrik yang dihasilkan oleh tenaga surya.
Baca Juga: Kabar Duka Indonesia Kehilangan Sosok Cendekiawan Azyumardi Azra Karena Meninggal Dunia
Fasilitas pencetakan koin telah didirikan di wilayah yang dikenal dengan ekstraksi bijih besi dan produksi baja yang haus energi.
'Kota Baja' Whyalla di Australia Selatan telah menjadi rumah bagi instalasi penambangan Crypto baru yang akan berjalan dengan listrik yang dihasilkan dari tenaga surya.
Dioperasikan oleh perusahaan Lumos Digital Mining, fasilitas 5 megawatt akan mencetak bitcoin, sebuah proses yang sering disalahkan karena sifatnya yang padat energi.
Baca Juga: PLN Tidak Ada Penghapusan atau Pengalihan Pelanggan Daya 450 VA
Penyiar nasional Australia ABC mencatat dalam sebuah laporan bahwa pada saat dunia sedang mencoba untuk mengurangi konsumsi energi, ekstraksi Cryptocurrency terkemuka dengan kapitalisasi pasar menggunakan lebih banyak kekuatan daripada negara-negara berukuran sedang seperti Argentina.
Ini adalah kritik gaung yang sering disorot oleh media massa di seluruh dunia.
Otoritas setempat melihat proyek penambangan Crypto berbasis surya sebagai bukti bahwa generasi Bitcoin bisa lebih ramah lingkungan.
Baca Juga: Bank Sentral Inggris Diprediksi akan Mengumumkan Peningkatan Suku Bunga Pekan Depan
Mengomentari upaya tersebut, Menteri Perdagangan dan Investasi Negara Bagian Australia Selatan Nick Champion menjelaskan:
"Ini penting untuk dekarbonisasi Blockchain, yang merupakan industri yang sangat intensif energi. Saya pikir ini adalah awal dari ekonomi baru di Whyalla."