Sebab, ada dimensi ekonomi dan ketahanan pangan dalam hal perdagangan hewan didesa serta pemberdayaan peternak desa dalam menghasilkan bibit-bibit hewan kurban yang dikirim ke perkotaan.
Kemudian dalam penyembelihan hewan kurban sendiri merupakan bentuk kebahagiaan bagi masyarakat yang dinilai kurang mampu.
Baca Juga: Wakil Presiden, Ma'ruf Amin: Kurban Merupakan Bentuk Kepekaan Sosial
“Distribusi daging kurban pun menjadi kebahagiaan tersendiri bagi masyarakat yang kurang mampu,” imbuh, Mendes PDTT itu.
Selain itu, Mendes PDTT Abdul Halim senantiasa mengingatkan seluruh pihak terkait, agar dalam pendistribusian daging kurban juga tetap disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan (prokes).
Karena Kepatuhan dalam pelaksanaan prokes dinilai tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga untuk melindungi (kesehatan) orang lain.
Kemudian, pemerintah juga kembali mewajibkan masyarakat untuk memakai masker di dalam maupun di luar ruangan seiring kembali meningkatnya kasus penularan COVID-19 varian baru, tuturnya di laman infopublik.id
“Maka saya berharap agar dalam pembagian daging kurban ini kita tidak lengah menjalankan protokol kesehatan. Jangan lupa memakai masker di dalam maupun di luar ruangan, setelah itu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan serta mengurangi mobilitas atau interaksi," pungkas, Menteri Desa Abdul Halim.
Baca Juga: Menyambut Idul Adha, Sebanyak 30 Ekor Sapi Kurban Diserahkan Jaksa Agung
Selain itu Abdul Halim juga memberikan informasi terkait Iduladha 1443 H, bahwa Masjid Al-Muhajirin telah menyalurkan hewan kurban sebanyak 10 ekor sapi dan 11 ekor kambing yang berasal dari Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, Ditjen PDP, Ditjen PEID, Ditjen PPDT, Ditjen PPKTrans, BPSDM, BPI, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI dan PT Telkom Indonesia (persero) Tbk, Pegawai Kemendes PDTT.
Kemudian Daging kurban disalurkan ke masyarakat fakir, miskin, yatim, santri di beberapa daerah seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.***