Bisnis Bandung - Pengamat Hukum dan Tata Negara, Refly Harun mengungkapkan, didunia jagat maya/media sosial, saat ini selain tengah viral foto "Haram Dukung Anies Baswedan", yang diunggah Ruhut Sitompul, juga yang tengah menggelinding yakni foto Anies Baswedan menggunakan pakai adat suatu daerah di Indonesia, juga tagar RuhutLanggarUUITE atau #RuhutLanggarUUITE.
Menurut Refly Harun kedepan tidak bolehlah/tidak ideal kita menggunakan cara - cara seperti ini (read: mengungguah foto "Haram Dukung Anies Baswedan) seperti yang dilakukan oleh Politisi PDIP, Ruhut Sitompul.
Refly Harun mengaku/terus terang, dirinya tidak pernah ingin mendekati sesuatu itu dari sudut pandang pidana. Menurutnya, yang ingin didekati adalah dari sudut pandang kesadaran sebagai warga/masyarakat untuk memilih narasi dan argumentasi yang kira - kira memberikan pencerdasan kepada anak bangsa, bukanlah yang terindikasi memecah belah bagsa, seperti mengunggah foto "Haram Dukung Anies Baswedan", yang dilakukan Ruhut Sitompul.
Baca Juga: Ruhut Sitompul Dilaporkan ke Polisi, Refly Harun: Hukum Berpihak yang Dekat dengan Kekuasaan
Jika anda atau sekaliber Ruhut Sitompul tidak suka dengan Anies Baswedan, boleh, sah-sah saja, boleh-boleh saja, tetapi harapannya, bukan/tidak suka orangnya, tetapi tidak menyukai kinerjanya, tidak menyukai langkah-langkah politiknya dan sebagainya, tidak personal, haruslah hal - hal yang lebih bersifat substansif, tegas Refly Harun.
"Tetapi kalau dengan tulisan/foto Haram Dukung Anies Baswedan, Haram Pilih Anies Baswedan, termasuk juga mengedit/membuat menggunakan pakaian adat tertentu misalnya, itu tidak elok, karena sangat "pshycal" sifatnya, dan seperti itu terindikasi ada ujaran kebencian, ujaran kedengkian, ujaran ketidaksenangan"
"Seharusnya kita "put on the table", kenapa tidak suka dengan Anies Baswedan, apa kesalahan Anies Baswedan sebagai tokoh politik sehingga anda tidak suka".
Baca Juga: Refly Harun: Ganjar Pranowo Sepertinya Disingkirkan PDIP, Apakah ini Drama?
"Anies Baswedan menggunakan isu agama dalam pemilihan kepala daerah its oke, artinya poin itu yang anda tidak suka, apalagi, jadi put on the table", tegas Refly Harun.
Refly Harun mengimbuhkan, sama seperti kita mengkritik Presiden Jokowi, kita harus "put on the table" juga.
Apa kesalahan Presiden Jokowi, jadi kita tidak kemudian menyerang fisiknya, keluarga dan lain sebagainya.
Yang kita kritik adalah kebijakannya, peraturan-peraturannya, cara kerjanya, bukan fisiknya, cara bicaranya, sehingga jadi lebih substansif.
Baca Juga: Coach Justin Menilai Program Pembinaan Sepak Bola oleh PSSI, Hasilnya Nol!
Menurut Refly Harun, kalau Ruhut Sitompul tidak suka karena Anies Baswedan menggunakan isu agama dalam Pilkada DKI, "just fine", tidak apa-apa.
Tetapi juga hal yang sama dilakukan/berlaku juga dinegara lain didunia ini, menggunakan isu - isu agama seperti itu.
Sekarang ini semua tokoh politik memanfaatkan isu agama, Erick Tohir mendekati NU, Prabowo kunjungi kiayi-kiayi dan sebagainya.
Jadi ada nuansa seperti itu untuk didukung atau dilegitimasi oleh kelompok agama tertentu, atau tokoh agama tertentu.
Jadi tidak hanya Anies Baswesan yang menggunakan pendekatan primordial, seperti itu, karena realitas politik di Indonesia adalah realitas dimana Islam dan pendukung Islam atau penganut islam itu adalah mayoritas, sehingga tidak bisa dinafikan oleh tokoh politik yang ingin berkontestasi.
Baca Juga: Fahri : Puan Maharani Jangan Diam dong, Penggantian Gorden Rumdis Anggota DPR Berharga Fantatis
Statement tersebut diungkapkan Refly Harun dichannel youtube pribadinya, dengan judul video "Unggah Foto Anies, Ruhut Langgar UU ITE Trending", tayang 12/05/2022.***