Tetapi sayangnya, justru negara tidak menginginkannya, bahkan negara terus memelihara identitas politik, dengan cara mengekploitasi suara muslim, untuk beragam kepentingan.
Salah satu kepentinganya yakni, elektabiltas lalu kemudian dijadikan target untuk memelihara stabilitas, dengan target dipojokkan, supaya seolah-olah stabilitas hanya bisa muncul kalau Islam tidak aktif.
Kemudian yang jadi pertanyaan, kenapa partai politik juga tidak ada agenda kurikulum etika politik yang dulu kita anjurkan.
Rocky Gerung berharap partai politik bikin/buat kurikulum etika politik, supaya berhenti politik identitas, pungkasnya.***