news

Hamas Tolak Keterlibatan Tony Blair, Pengamat Soroti Skeptisisme terhadap Inggris

Selasa, 14 Oktober 2025 | 23:00 WIB
Prof. Yon Machmudi, pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia (Tangkap layar youtube tvOneNews)

bisnisbandung.com - Keterlibatan Tony Blair dalam proses perdamaian Gaza mendapat penolakan dari Hamas, yang menilai keterlibatan mantan Perdana Menteri Inggris itu tidak kredibel.

Analis Timur Tengah, Prof. Yon Machmudi, menilai skeptisisme terhadap Tonny Blair masih kuat karena rekam jejaknya yang dinilai lebih pro-Israel.

Hal ini membuat kelompok pejuang Palestina ragu terhadap niat Inggris dalam mendukung pembentukan negara Palestina merdeka.

Baca Juga: Konsultan Pengawas Pengadaan Kapal Ditangkap, Negara Alami Kerugian Rp92 Miliar

“Tentu skeptisisme terhadap Tony Blair yang riwayat panjangnya lebih pro terhadap Israel juga membuat ekelompok pejuang Palestina juga tidak semangat,” papar Prof Yon, dilansir dari youtube tvOneNews.

“Karena khawatir ini jangan-jangan arahnya itu berbeda dengan semangat ya, bagaimana kemudian negara-negara lainnya ingin membuat sebuah negara Palestina yang merdeka,” sambungnya.

Prof. Yon menekankan pentingnya peran negara-negara besar dalam menyelesaikan konflik. Ia menilai Indonesia dapat berperan sebagai mediator yang lebih objektif karena posisinya yang mendukung Palestina tanpa terjebak kepentingan geopolitik.

Baca Juga: Amien Rais Desak Prabowo Usir Freeport: Hentikan Bandit Penguras Emas Papua!

Peran ini dinilai penting untuk memperkuat representasi kekuatan internasional yang mendukung hak-hak Palestina.

Selain itu, sejumlah kendala masih dihadapi dalam proses diplomasi, termasuk negosiasi langsung dengan Israel dan kesepakatan yang melibatkan berbagai pihak internasional.

Hingga saat ini, belum ada jaminan konkret dari pihak-pihak terkait bahwa kemerdekaan Palestina dapat tercapai, meskipun berbagai tekanan diplomatik dilakukan.

Prof. Yon menilai, keberhasilan diplomasi memerlukan kombinasi strategi politik dan jaminan keamanan bagi para pemimpin yang terlibat.

Hal ini menjadi titik krusial dalam upaya menciptakan perdamaian dan kemerdekaan bagi Palestina di tengah kompleksitas geopolitik yang ada.***

Baca Juga: Utang RI Tembus Rp 9.138 Triliun, Ekonom: Pemerintah Coba Sembunyikan Angka Sebenarnya!

 

Tags

Terkini