Kepausan Paus Fransiskus menginspirasi harapan besar sekaligus memicu perdebatan sengit.
Ia memperlihatkan adanya ketegangan dan perbedaan pandangan dalam komunitas Katolik, serta membuka perbincangan mendalam tentang identitas dan misi Gereja di dunia modern.
Meski meninggalkan Gereja yang tampak semakin terpecah, ia juga mewariskan landasan dialog dan pertobatan menuju kasih Kristus.
Paus Fransiskus menunjukkan bahwa label seperti “progresif” atau “konservatif” tidak cukup untuk menjawab tantangan zaman. Ia senantiasa menegaskan bahwa misi utama Gereja adalah kasih Yesus—misi yang telah ia tekankan sejak awal masa kepausannya.***