news

Paus Fransiskus Meninggal Dunia di Usia 88 tahun

Selasa, 22 April 2025 | 12:20 WIB
Paus Fransiskus (freepik)

Pada tahun 2015, ia menerbitkan ensiklik Laudato Si’: Tentang Perawatan Rumah Bersama Kita, yang memperluas ajaran sosial Katolik dengan memberikan dasar teologis serta ilmiah untuk merawat lingkungan.

Sejalan dengan ajaran Paus Benediktus XVI dan Yohanes Paulus II, Fransiskus secara tegas mengakui perubahan iklim dan dampaknya yang merusak.

Ia berpendapat bahwa memerangi perubahan iklim memerlukan pertobatan ekologis—yaitu perubahan hati manusia dalam memahami bumi sebagai anugerah Tuhan yang harus dijaga.

Ia menekankan bahwa tanpa pendekatan spiritual dan etis, upaya teknokratis dan politis tidak akan cukup untuk melawan konsumerisme dan eksploitasi.

Ia meneladankan kasih Kristus terhadap sesama dan seluruh ciptaan sebagai kekuatan transformatif yang dapat menciptakan perubahan berkelanjutan dan menumbuhkan solidaritas, terutama kepada kaum miskin.

Baca Juga: Jokowi Klarifikasi Kunjungan Para Menteri, Matahari Itu Prabowo Bukan Saya

Sinodalitas: Menuju Gereja yang Mendengarkan

Kontribusi penting lainnya dari Paus Fransiskus adalah komitmennya terhadap sinodalitas—sebuah prinsip yang menekankan pentingnya mendengarkan dan keterbukaan terhadap bimbingan Roh Kudus.

Meski masih sering disalahpahami atau dipolitisasi, sinodalitas pada dasarnya adalah proses keterlibatan bersama antara hierarki dan umat dalam semangat dialog dan transparansi demi pelayanan misi Gereja.

Pendekatan ini sangat sejalan dengan spiritualitas Jesuit, ordo tempat Paus Fransiskus berasal, yang menekankan pembentukan rohani dan pendalaman iman.

Dengan pendekatan ini, Paus Fransiskus memperkenalkan cara berdialog yang mengutamakan pendengaran terhadap Roh Kudus dan sesama, untuk menumbuhkan kebijaksanaan dan persahabatan rohani.

Walaupun sesi kedua Sinode tentang Sinodalitas yang digelar pada Oktober 2024 masih terlalu dini untuk dinilai hasilnya, banyak peserta menyampaikan bahwa proses ini bersifat sangat transformatif.

Uskup Agung Brisbane, Mark Coleridge, menggambarkan pengalamannya dalam Sinode 2015 sebagai sesuatu yang luar biasa dan bahkan menyebutnya sebagai “sebuah kebangkitan”.

Baca Juga: Zulhas Yakin PAN Bisa Masuk Empat Besar di Pemilu 2029, Ini Syaratnya!

Katolikisme di Zaman Modern

Halaman:

Tags

Terkini