news

Amerika Ketar Ketir!!! Dinamika Hubungan Cina-Rusia Dari Rivalitas hingga Jadi Poros Kekuatan Baru

Selasa, 21 Mei 2024 | 08:10 WIB
Foto Bersama Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Cina Xi Jinping (Bisnis Pekanbaru/ China Embassy)

Perjanjian tahun 2001 antara Rusia dan Cina menegaskan kerja sama di berbagai bidang, termasuk ekonomi dan militer.

Cina menjadi pelanggan utama peralatan militer Rusia, yang berperan penting dalam modernisasi Tentara Pembebasan Rakyat.

Jaringan pipa minyak dari Rusia juga menjadi aset penting bagi Cina.

Pada tahun 2013, hubungan semakin dalam, meskipun Rusia awalnya enggan.

Namun, sanksi Amerika Serikat atas aneksasi Krimea oleh Rusia pada tahun 2014 memaksa Rusia mencari dukungan dari Cina.

Cina membantu Rusia menghindari sanksi dengan menyuplai berbagai produk yang sebelumnya dibeli dari Barat, seperti cip komputer dan bahan mentah militer.

Baca Juga: Try Sutrisno: Pembentukan Presidential Club Prabowo Perlu Diperhatikan Agar Tidak Melupakan Rakyat

Hubungan yang Fluktuatif

Meski hubungan mereka tampak erat, tidak selalu berjalan mulus.

Pada Agustus 2022, hubungan sempat tegang ketika Presiden Cina Xi Jinping mengkritik keras penegakan hukum Rusia atas insiden yang melibatkan warga negara Cina di Moskow.

Namun, kedua negara berhasil mengatasi ketegangan ini dan melanjutkan kerja sama strategis.

Pengaruh dan Kepentingan Global

Kerja sama erat antara Rusia dan Cina memiliki dampak besar pada keseimbangan kekuatan global.

Mereka membentuk blok strategis yang dapat menantang dominasi Barat, terutama Amerika Serikat.

Melalui organisasi multilateral seperti SEO dan BRICS, mereka berusaha menguatkan posisi mereka di panggung global.

Halaman:

Tags

Terkini